Tidak Miliki Gawai dan Sinyal Sulit, Para Siswa SMPN 3 Lembang Terkendala Belajar Jarak Jauh

NGAMPRAH – Sebanyak 120 siswa SMPN 3 Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terkendala akses internet untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online selama pandemic Covid-19.

Kepala SMPN 3 Lembang Wawan Kuswandi mengatakan, kebanyakan dari mereka adalah siswa dari kalangan keluarga kurang mampu. Akhirnya pihak sekolah membuatkan modul latihan khusus sebagai altrenatif mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran.

”Ada sekitar 10% atau sebanyak 120 siswa di kami yang terkendala belajar online. Agar pembelajaran tetap berlangsung maka kami meyiapkan modul bagi sarana mereka belajar,” kata Wawan, Selasa (21/7).

Wawan menjelaskan, modul itu inisiatif guru-guru yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Pemberian modul diatur seminggu sekali dan hanya bisa diambil oleh orang tua siswa dengan waktu bergiliran. Tujuannya untuk menghindari terjadinya kerumunan sesuai dengan protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah.

Oleh karena itu guru di sekolah memiliki dua tugas sekaligus, yakni menyiapkan pembelajaran online dan membuat modul bagi yang belajar offline. Bagaimanapun pembelajaran di tahun ajaran baru tetap harus berjalan meski tidak ada tatap muka. Hal ini mengacu SE Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan, dan SE Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat pandemi.

”Guru selalu standby di depan laptop dari pagi sampai sore untuk mendukung pembelajaran online. Sementara untuk modul diambil seminggu sekali setiap Senin, pekan ini ngambil pekan depan menyerahkan hasil jawaban siswa dan mengambil modul berikutnya,” jelasnya.

Disinggung soal efektivitas pembelajaran yang dilakukan, Wawan menyebutkan indikatornya tidak bisa dilihat saat penerapan saja. Sebab pembelajaran online memiliki kelebihan dan kekurangan.

Misalnya siswa dituntut lebih aktif dan inisiatif dalam menggali sendiri pengetahuannya secara autodidak dengan penguatan literasi. Orangtua juga diminta ikut memonitor dan berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui aktivitas anaknya dalam mengikuti pendidikan online.

”Kami meminta kepada orang tua agar membuat jadwal belajar dan mengawasi aktivitas anak dari pukul 08.00-12.00 setiap harinya. Mereka tetap harus belajar seperti layaknya sekolah, jangan sampai waktunya dipakai main serta memberikan report ke guru day by day,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan