Pembangunan RSUD Terganggu Covid-19

SOREANG – Untuk memastikan progres pembangunan RSUD Soreang yang ditargetkan rampung pada Desember 2020 mendatang. Akibat terdampak covid-19, progres rampungnya pembangunan terpaksa mudur satu bulan dari awal target selesai November 2020.

Direktur RSUD Soreang, dr Iping Suripto menjelaskan, pandemi Covid-19 menjadi penyebab keterlambatan pencapaian progres pembangunan fisik. ”Ini murni karena ada pandemi. Bukan dibuat-buat. Jadi memang di bulan April dan Mei ada deviasi minus progres,” kata Iping saat menerima kunjungan Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Rabu (10/6).

Menurutnya, akibat pandemic ada penambahan adendum waktu pembangunan. Namun, target pencapaian hingga rampungnya pembangunan tidak terlalu molor. Mengingat, distribusian barang terbatas makan penambahan target rampung mundur satu bulan.

Iping menjelaskan, meski terdampak pandemic saat proses pembaungan digenjot segera selesai. Pihaknya masih optimis bisa selesai sesuai target, sebab anggaran pembangunan RSUD Soreang aman tidak digeser maupun di refocusing.

Hal itu, katanya sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat agar program kesehatan dan pendidikan tidak terganggu. Makanya untuk anggaran tidak boleh digeser, atau di rekofusing. ”Untuk anggarannya aman. Pemerintah pusat tidak menggeser anggaran kesehatan dan pendidikan untuk digunakan penanganan Covid-19,” tuturnya.

Menurut Iping, penyebab terjadinya molornya target rampung pembangunan akibat pandemi. karena ada pengurangan pegawai hingga suplai barang yang terkendala akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). ”Pekerjaan dioptimalkan dengan mempertimbangkan protokol kesehatan. Hanya memang suplai barang memang sedikit terlambat. Jadi menghambat pencapaian target,” akunya.

Sementara itu Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi menuturkan, progres pembangunan fisik RSUD Soreang sudah mencapai 42 persen. Mengenai molornya waktu, kata dia, hanya 5 persen atau sekitar satu bulan dari rencana sebelumnya.

Fahmi optimistis pembangunan RSUD Soreang bisa selesai pada 15 Desember 2020. Hal ini ditunjang dengan anggaran yang tidak terkena refocusing untuk penanganan Covid-19. ”Memang harapan awal itu selesa di November. Tapi setelah kami tinjau dan berdiskusi ada apa kok molor, ternyata memang murni akibat Covid-19,” jelasnya.

Menurut Fahmi, semua jajaran Komisi D DPRD akan terus mendorong agar ke depan pencapaian pembangunan RSUD Soreang tidak akan molor lagi. Sebab, hadirnya rumah sakit sangat penting sebagai pelayanan dasar kesehatan yang wajib di suatu daerah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan