Terapkan Standarisasi Kunjungan Wisatawan

SOREANG – Fase new normal akan dialami masyarakat Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung setelah adanya pandemi covid-19 yang menyebabkan beberapa sektor terdampak. Sejumlah Instansi telah mempersiapkan penerapan new normal, diantaranya Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud).

Kepala Disparbud Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha, melalui Kabid Promosi dan Ektaf Vena Andriawan mengatakan, pihaknya akan menekankan poin-poin penting dalam penerapan new normal di suatu objek wisata. Seperti kesiapan, standarisasi, asuransi dan punishment. Hal itu menjadi beberapa tahapan terkait objek wisata dalam menghadapi new normal.

”Kami akan menyiapkan tim untuk penerapan new normal di objek wisata Kabupaten Bandung. Kedua, akan dilakukan kajian dan selanjutnya akan dibentuk regulasi dan ketiga adalah tahapan uji coba,” kata Vena saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (27/5).

Menurutnya, pembahasan terkait penerapan new normal tersebut, akan dirapatkan tidak hanya dengan pengelola industri objek wisata saja, tetapi juga dengan pelaku usaha objek wisata seperti tour guide, dan pemilik bus wisata.

Hal tersebut, lanjutnya, dilakukan karena penerapan new normal tidak hanya dilakukan dengan melihat kesiapan dari owner objek wisata, tetapi juga harus ditetapkan standarisasi pelayanan dilingkup industri objek wisata.

”New normal di kawasan objek wisata akan diterapkan SOP para tour guide dalam mengantar tamu, berapa kapasitas dari masing-masing bus pariwisata, termasuk asuransi kesehatannya,” jelasnya.

Dengan adanya Pandemi Covid 19 di Indonesia, kata Vena, membuat standarisasi yang ada di objek wisata harus lebih ketat. Misalnya harus tersedia ruangan khusus penanganan terhadap wisatawan yang terindikasi terpapar Covid 19, dan juga harus disiapkan tenaga medisnya.

Selain beberapa indikator yang harus diperhatikan, ucapnya, sebelum melakukan new normal terhadap objek wisata, pihaknya juga akan menyiapkan punishment bagi objek wisata yang melanggar ketentuan, misalnya memberikan penalty bagi objek wisata yang pengunjungnya melebihi kapasitas. ”Kita tidak hanya memikirkan ekonomi, tapi keselamatan juga,” tuturnya.

Vena menjelaskan, bahwa para pengelola wisata yang berada di wilayah kabupaten Bandung ingin segera dilakukan pembukaan terhadap objek wisata. Karena selama dilakukan penutupan, banyak karyawan yang dirumahkan, dan biaya operasional menjadi lebih besar. Meskipun demikian, Vena meyakini para pengelola objek wisata tersebut akan patuh terhadap aturan dari pemerintah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan