Limbah Medis yang Mengandung COVID-19 Dimusnahkan dengan Teknologi Inisinerator

BANDUNG – Keberadaan limbah medis di tengah merebaknya COVID-19 mengalami lonjakan sifnifikan. Untuk itu, PT Jasa Medivest yang merupakan anak perusahaan BUMD PT Jasa Sarana melakukan peningkatan kapasitas pemusnahan limbah medis menjadi 24 ton per hari.

Direktur Jasa Medivest Olivia Allan mengatakan, pemusnahan limbah medis menggunakan insinerator berbasis teknologi “Stepped Heart Controlled Air” dengan dua proses pembakaran bersuhu 1.000-1.200 derajat celcius dengan dilengkapi alat kontrol polusi udara.

Mesin pembakaran mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO, dioxin dan furan, sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional.

Dia menuturkan, pada kejadian bencana peningkatan limbah medis biasanya akan terjadi. Sampah medis umumnya masker dan sarung tangan.

’’Dengan pandemi COVID-19, limbah medis bertambah dari tenaga medis, seperti dari alat penyelamat kesehatan, salah satunya alat pelindung diri (APD). Jumlahnya sangat banyak karena sekali pakai,” kata Olivia.

Untuk itu, ribuan ton limbah medis penyakit infeksi menular dari SARS-CoV-2, virus korona jenis baru ini tak bisa ditangani dengan cara biasa.

Sampah medis ini harus cepat dimusnahkan karena dapat berdampak terhadap lingkungan hidup, kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia, serta mahluk hidup lainnya.

“Pemusnahan untuk menghindari risiko dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang ingin mencari untung. Sampah rumah tangga saja kalau tidak dimusnahkan dapat menjadi sarang penyakit, apalagi ini dari virus penyakit menular,” ujarnya.

Olivia menyinggung pula, menghadapi pandemi COVID-19 yang merupakan fenomena baru, pengelolaan menggunakan standar operasional prosedur (SOP) khusus, disertai dengan langkah-langkah disinfeksi ketat.

Dalam operasionalnya PT Jamed sendiri telah melayani pemusnahan limbah medis dari sejumlah wilayah di luar Jabar, di antaranya DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

’’Limbah medis juga datang dari sejumlah rumah sakit rujukan di Indonesia, termasuk belum lama ini dari 68 WNI eks anak buah kapal Kapal Pesir Diamond Princess. Filter udara kapal ini juga turut dimusnahkan, dan sedang dijajaki sampah medis dari Wisma Atlet Kemayoran untuk dimusnahkan di Jamed,’’pungkas dia. (yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan