SMK Dianjurkan Gunakan Kurikulum Industri

BANDUNG – Guna menyiapkan lulusan yang kompeten pada kompetensi keahlian yang dimiliki, satuan pendidikan khususnya sekolah menengah kejuruan (SMK) dianjurkan menyesuaikan sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum industri. Agar lulusan SMK dapat terserap sebagai tenaga kerja secara maksimal.

Hal tersebut dikatakan Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) SMKN 1 Soreang, Khoeruman. Menurutnya penerapan kurikulum industri bertujuan menyeleraskan kompetensi yang dimiliki siswa.

”Jika mengacu pada kurikulum yang ada saja, siswa hanya mampu menguasai kemampuan dasar, belum punya kemampuan spesifik sesuai kebutuhan industri,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar), Minggu (5/1).

Khoeruman mengatakan, ada dua aspek yang menjadi fokus kurikulum industri, yakni mendidik anak agar memiliki general skill dan soft skill. Pada aspek pertama, seluruh siswa diharuskan menguasai kemampuan dasar, seperti mampu memperbaiki alat elektronik. Sedangkan aspek kedua adalah special skill, yakni fokus pada bidang kompetensi.

”Di sana ada analisis dan siswa tidak dirancang hanya menjadi mekanik, tapi juga service adivisor atau pemberi saran,” kata Khoeruman.

Selain itu, lanjutnya, ada poin terakhir yang juga sangat penting dikuasai oleh siswa yaitu, cara melayani pelanggan.

”Kita bukan hanya bisa memperbaiki, tapi juga harus bisa berbicara dan mengidentifikasi sedini mungkin kerusakannya apa. Analisis seperti ini yang belum dikembangkan, padahal habbit seperti itu harus segera disiapkan,” jelasnya.

Sedangkan di aspek soft skill, Khoeruman menekankan pentingnya siswa memiliki karakter budaya industri. Seperti, memahami standar operasional prosedur (SOP) serta memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

”Penerapan kurikulum industri harus sejalan dengan masifnya kerja sama atau link and match antara satuan pendidikan dengan pihak industri. Hal tersebut tentu akan menunjang pembelajaran, sekaligus memperluas peluang kerja bagi siswa,” tandasnya.

Berbeda dengan SMKN 1 Soreang, SMKN 1 Katapang, lebih mengutamakan mewujudkan sekolah ramah anak terlebih dahulu. Sebab, dengan sekolah ramah anak maka akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Kepala SMKN 1 Katapang, Asep Rusmana mengatakan, dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, siswa dapat lebih menggali sisi kreativitas yang dimiliki. Hal tersebut terbukti pada kegiatan Multiteam Expo yang digelar beberapa pekan lalu. Di sana, seluruh siswa dari berbagai jurusan memamerkan inovasi-inovasi baru, mulai dari bidang teknik, multimedia hingga tekstil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan