BANDUNG– Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mengintervensi HIV/AIDS agar dapat mengurangi tingkat kesakitan, kematian dan penularannya. Strateginya yakni menguatkan layanan dan pemberdayaan masyarakat melalui puskesmas.
Untuk itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana akan terus mengupayakan agar puskesmas di Kota Bandung terakreditasi.
“Hingga akhir 2018, dari 80 puskesmas, baru 30 puskesmas yang terakreditasi. Saya ingin target terakreditasi tercapai 100% agar pelayanan kesehatan termasuk penanggulangan HIV/AIDS dapat berjalan optimal,” tekad Yana saat Pertemuan Kordinasi Penanggulangan HIV/AIDS di Kewilayah di Hotel Best western Merdeka, kemarin (27/11).
Di samping itu, kata Yana, Kota Bandung perlu tenaga medis untuk melayani bidang kesehatan bagi masyarakat.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Bandung menerima banyak dukungan dari berbagai komunitas. Dengan asistensi dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), rencana dan aksi dilakukan secara terpadu hingga tingkat kewilayahan. Hadirnya WPA (Warga Peduli AIDS) sangat membantu Pemkot Bandung di tingkat kewilayahan,” jelasnya.
Selain itu, Yana yang juga Ketua KPA Kota Bandung meminta agar camat berperan aktif dan berinisiatif dalam pergerakan. Sebagai pimpinan kewilayahan, camat harus lebih mengerti permasalahan dan tantangan di wilayahnya.
“Kordinasikan semua upaya dan sumber daya dengan komunitas dan organisasi agar dapat diterjemahkan dengan WPA kecamatan,” kata Yana.
Ia pun mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh WPA seperti pelatihan membuat parsel dan lainnya. Kegiatan tersebut, menurutnya diperlukan dalam penanggulangan HIV/AIDS.
“Dengan melatih ODHA melalui keahlian khusus, akan menumbuhkan kepercayaan diri dan harapan hidup yang bersangkutan. Dengan membuat parsel seperti kegiatan hari ini, tentu akan mendatangkan penghasilan yang berkah,” tandasnya. (rls/drx)