SOREANG – Calon peminat untuk mengikuti pemilihan kepala desa (pilkades) di wilayah Kabupaten Bandung cukup tinggi. Sebanyak 759 calon kades bertanding pada perhelatan demokrasi yang tersebar di 199 desa, 2.094 TPS di Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung Dadang M.Naser mengatakan, perhelatan pesta demokrasi masyarakat di 199 Desa di Kabupaten Bandung sudah selesai dilakukan. ”Demokrasi di Kabupaten Bandung sudah dipahami masyarakat, hal itu terlihat dari jumlah peminat Calon Kades cukup banyak dan antusias. Dari 199 Desa yang melaksanakan Pilkades Serentak, ada 759 orang yang maju sebagai Calon Kades,” kata Dadang usai menggunakan hak pilihnya di TPS 07 Kompleks Baranangsiang, Kecamatan Ciparay, Sabtu (26/10).
Setelah menggunakan hak pilihnya, Bupati bersama Wakil Bupati Bandung H.Gun Gun Gunawan, unsur DPRD, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan beberapa kepala Perangkat Daerah di Pemkab Bandung secara terpisah melakukan peninjauan pada sejumlah lokasi TPS pilkades. Diantaranya di Desa Gunung Leutik (Kec.Ciparay), Desa Sukamaju (Kec.Majalaya), Desa Tangsimekar (Kec. Paseh), Desa Solokanjeruk (Kec.Solokanjeruk), Desa Rancaekek Wetan (Kec.Rancaekek) dan Desa Cileunyi Wetan (Kecamatan Cileunyi)
Pasca pilkades, Dadang Naser menegaskan siapapun kades terpilih nantinya agar bisa amanah dan bekerja keras untuk memajukan desanya masing-masing menjadi lebih baik lagi. ”Kami berharap yang menang tidak bertepuk dada. Bagi yang kalah harus berlapang dada. Sebaiknya cepat bergabung menghimpun pemikiran-pemikiran untuk diaplikasikan oleh kades terpilih dalam membangun kemajuan desanya. Dorong hal positif, koreksi hal yang negatifnya,” jelasnya.
Namun kata Dadang, jika memang masih ada kandidat yang keberatan, tentu harus melalui mekanisme yang ada. ”Bukti harus sesuai fakta, data akurat dan masuk proses hukum,” terangnya.
Dadang berharap dan meminta kepada masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan kerukunan pasca Pilkades, jangan terpecah belah. Sebab, kebersamaan akan mendorong kemajuan pemerintah Desa.
”Tetap jaga silaturahim. Perbedaan merupakan sesuatu yang wajar. Meski pilihan dan dukungan masing-masing berbeda, semua harus kembali kompak sabilulungan untuk memberikan dukungan dan dorongan pada kades terpilih,” tuturnya.
Lebih jauh dirinya menuturkan demokrasi yang sesungguhnya di Indonesia itu terletak pada pilkades. Karena sejak dulu, kata dia kades ini dipilih oleh rakyat, berbeda dengan pemilihan bupati dan walikota serta legislatif yang sempat dipilih dengan cara mencoblos gambar partai.