CIMENYAN – Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia (RI) Arief Yahya meluncurkan Destinasi Digital Puri Bambu. Objek wisata digital tersebut, dibangun sejak tahun 2018 menerapkan berbasis Digital.
”Destinasi digital selalu meledak dan digandrungi kaum milenial. Kini mereka punya pilihan tempat wisata baru yang instagramable, cocok untuk swa foto,” kata Arief di sela-sela Launching Destinasi Digital Puri Bambu di Desa Bojongkoneng Kecamatan Cimenyan, belum lama ini.
Menurutnya, Puri Bambu memiliki tiga atraksi alam berupa panorama gunung, hutan bambu dan pemandangan kota. ”Kolaborasikan promote, product and please_ (promosi, produk dan pelayanan). Jalin kerjasama antar komunitas dengan masyarakat. Dalam pengelolaannya, masyarakat lokal harus dilibatkan,” Imbau Menpar RI.
Arief menjelaskan, destinasi digitar puri bambo dibangun atas kerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dengan Yayasan Bina Bangsa Bersama (YB3), Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel, Angkasapura dan Propane. Fasilitas yang tersedia antara lain teater, holding room, taman, food court, homestay ramah gempa dengan model rumah Lombok, homestay yang dapat berpindah tempat, kebun holtikultura, tempat parkir, mushala dan toilet.
Menanggapi haltersebut, Bupati Bandung Dadang M. Naser sangat mengapresiasi keseriusan Kemenpar RI, dalam mendorong pengembangan potensi wisata di Kabupaten Bandung. ”Jumlah penduduk Kabupaten Bandung terpadat kedua di Indonesia, SDM (Sumber Daya Manusia) nya harus dikelola dengan baik. Dengan gerakan Sabilulungan Raksa Desa Bandung 1000 Kampung, kita kembangkan destinasi wisata baru dengan basis digital, kuliner, fashion dan budaya. Semuanya bisa jadi industri, termasuk panoramanya bisa kita jual secara industri,” katanya.
Menurutnya, dengan hadirnya puri bambu, diharapkan akan menambah khasanah inovasi yang berdampak pada peningkatan perekonomian di Kabupaten Bandung. ”Banyak yang disajikan di sini, pertunjukan budaya, musik hingga sajian kuliner khas Cimenyan,” akunya.
Lebih lanjut Dadang menjelaskan, selain bangunannya yang didominasi material bambu, kesenian yang ditampilkanpun bertema alat musik bambu, sesuai dengan nama yang melekat di lokasi tersebut. ”Cimenyan juga terkenal dengan kulinernya berupa peuyeum (tape singkong), di samping itu ada olahan pangan dari jagung, tepung beras, sayur dan umbi-umbian. Minumannya ada bandrek, bajigur dan kopi. Semua akan kita angkat, agar perekonomian warga lokal juga ikut meningkat,” tuturnya.