BANDUNG – Dukungan terhadap Airlanga Hartarto sampai sejauh ini terus mengalir. Bahkan saat ini yang mencapai 468 dukungan suara.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan adanya dukungan ini Airlangga Hartarto sangat layak untuk melanjutkan kepemimpinan Partai Golkar.
’’ Jadi dukungan 468 pemilik suara tersebut terdiri dari DPD I, DPD II dan 1 ormas pendiri,’’kata Dedi kepada wartawan ketika ditemui di kantor DPD Partai Golkar Jabar Jalam Maskumambang Bandung. (9/10).
Dedi mengatakan, dukungan tersebut merepakan representasi bahwa mayoritas pemegang otoritas untuk munas Partai Golar memberikan dukungan untuk Airlangga Hartarto. Dengan begitu, kepemimpinan AH patut mendapat apresiasi dari keluarga besar Partai Golkar.
Dia menegaskan, dukungan tersebut dituangkan dalam tulisan yang ditandatangani setiap pengurus DPD I dan DPD II, ketua DPD dan sekretarisnya, dan itu sudah hasil pleno.
Selain itu, dukungan itu dibuat secara konstitusional melalui mekansime organisasi yang sah dan mengikat secara mekanisme Partai Golkar. Bahkan, dengan perolehan dukungan sebesar 70 persen suara bisa saja Airlanga Hartarto terpilih secara aklamasi.
“Sangat mungkin terpilih aklamasi. Karena jumlah dukungan mencapai 468 dari 557 suara pemilih,” kata Dedi yang kini melenggang menjadi anggota Legislatif DPR RI.
Menyikapi pelaksanaan Munas yang masih lama dan kemungkinan terjadi perubahan dukungan dia berpendapat, pihaknya lebih melihat bukan persoalan apakah ada perubahan peta politik atau tidak, melainkan bahwa opini dan stigma jelek ketua umum sudah dijawab oleh seluruh kader Golkar bahwa ketua umum dapat dukungan dari kader-kadernya.
’’ Jadi kehendak ini harus dipahami oleh elite Partai Golkar bahwa keluarga besar Golkar hari ini sangat meninginkan konsolidasi organisasi yang utuh. Golkar tidak lagi hanya untuk kepentingan jangka pendek yang hanya didasarkan keinginan elite untuk berkuasa di bawah keringatnya kader,” ujar Dedi
Selain itu, lanjut Dedi, para kader partai sudah tidak lagi menginginkan terciptanya konflik yang sangat merugikan Partai Golkar. Sehingga, partai ini harus kuat dan utuh.
’’Itu semua ada di tangan para kader yang menjadi penentu kebijakan partai secara konstitusional, bukan pada orang per orang yang tidak punya otoritas,’’kata dia.