Jleb….!
Perusahaan minyak yang melakukan pengeboran Kekra 1 itu tiba-tiba mengirim halilintar. Di siang bolong: ladang minyak itu kosong! Kering.
Sudah setahun Exxon (Amerika), Eni (Italia) dan ‘Pertamina’ – nya Pakistan melakukan pengeboran. Yang sangat sulit. Di tengah laut. Jauh sekali: 280 km di lepas pantai Karachi.
Kedalamannya pun luar biasa. Mengalahkan Masela kita: 5.500 meter di bawah laut. Biaya Rp 1,5 triliun sudah dihabiskan. Hasilnya: 0 besar.
Harapan tinggal harapan.
Harapan itu kini tinggal satu. Tidak seberapa hebat: tambang Batubara. Di daerah Tharparkar. Dekat perbatasan dengan India. Paling miskin di propinsi miskin Sind.
Itu pun sebenarnya belum bisa disebut Batubara. Calorinya tidak sampai 3.000. Warnanya belum hitam. Kalau digali tidak bisa jadi bongkahan. Tapi ‘sahabat segala musim’ – Pakistan bisa mencarikan jalan keluar. Tiongkok bisa membuatkan pembangkit listrik. Dengan bahan baku brown coal seperti itu.
Bulan lalu satu unit pembangkitnya sudah menyala. Sebesar 330 MW. Satu unit lagi beroperasi bulan depan.
Dari sini Pakistan bisa menghemat devisa Rp 14 triliun tiap tahun.
Empat unit lagi masih bisa dibangun di lokasi ini. Kalau keadaan baik-baik saja.
Maksud saya: kalau otonomi daerahnya bisa dikurangi ruwetnya. Dan penduduk miskin di kawasan gersang itu mau direlokasi: dibuatkan perumahan baru. Sekalian untuk perbaikan kampung.
Itu kalau mau. Tidak mudah membuat mereka mau.
Daerah miskin kadang bisa kenyang dengan keruwetannya. (**)