”Jangan putus asa misalnya ini tidak didengar, belum tentu. Ada yang menyatakan bahwa ini memang sudah disampaikan ke Bawaslu tapi tidak didengar. Betul kah itu? Bawaslu itu mendengar, adapun penyelesaiannya ini bertahap. Atau barangkali buktinya tidak ada, sehingga tentu yang memproses itu agak kesulitan kalau buktinya tidak ada,” tutur Rachmat menambahkan.
Sementara itu, ratusan ulama dan berbagai elemen masyarakat di Tasikmalaya menggelar deklarasi damai pascapemilu.
Mereka melaksanakan deklarasi di Mapolres Tasikmalaya usai buka puasa bersama.
Selain mengapresiasi kinerja penyelenggara pemilu, mereka juga sepakat untuk mencegah upaya provokasi yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat akan menanti dan menunggu hasil akhir perhitungan dari KPU tentang Pemilu 2019.
Seluruh elemen masyarakat juga mendukung TNI-Polri mengambil langkah cepat dan tepat dalam menyikapi potensi kerawanan kamtibmas.
”Kita apresiasi kinerja penyelenggara pemilu dan masyarakat menanti dan menunggu hasil pemilu dari KPU,” ujar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tasikmalaya Edeng Z Abidin.
Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi mengajak sejumlah elemen mahasiswa untuk menciptakan situasi kondusif usai pemilu. Pihaknya meminta mahasiswa untuk tidak ikut-ikutan melakukan aksi people power saat pengumuman KPU 22 Mei 2019 mendatang.
Rudy mengatakan Kota Bandung dan daerah di Jawa Barat pada umumnya kondusif usai pemilu. Proses rapat pleno rekapitulasi pemilu oleh KPU Jabar berlangsung aman.
”Kondisi saat ini masih dalam keadaan aman dan baik-baik saja. Kita berusaha agar tetap tenang,” ucap Rudy.
Menurut dia, lembaga resmi KPU tengah bekerja melakukan rekapitulasi secara nasional. Pihaknya mengajak agar mahasiswa dan sejumlah masyarakat umumnya untuk sama-sama menunggu pengumuman resmi dari KPU.
”Sudah ada lembaga yang ditunjuk oleh dewan perwakilan rakyat yang menentukan siapa pemenangnya dalam kompetisi ini. Yang di bawah, agar masyarakat tetap tenang dan tidak ikut-ikutan,” kata Rudy. (yan)