Pakistan

“Bawa saya ke hotel yang terbaik di Lahore,” kata saya. “Kalau perlu yang bintang sembilan.”

Dia heran. Orang seperti ini minta hotel terbaik. Saya pun mogok bicara. Diam. Ia ngomong apa pun tidak saya jawab.

Mungkin ia ngambek juga. Saya benar-benar dibawa ke hotel yang paling mahal. “Itu nanti mahal sekali. Apakah Anda kuat bayar?” katanya.

Saya tetap diam.

Ternyata saya dibawa ke penjara. Ke sebuah bangunan yang temboknya tinggi. Kusam. Kaku. Di atas tembok itu ada lilitan kawat berduri. Di balik tembok itu tidak terlihat bangunan pencakar langit. Yang bisa saya tafsirkan sebagai hotel termahal. Di atas tembok itu juga ada pos penjagaan. Persis di pojok-pojok penjara. Dengan penjaga bersenjata.

Ia berhenti di situ.

“Ini kan penjara,” kata saya. Setelah lama memaku. Saya tidak mau turun dari mobil.

“Ini hotelnya,” jawabnya.

Saya celingukan. Tidak lama kemudian pintu besi itu terbuka. Portalnya berlapis. Banyak seperti tentara bersiaga. Ada delapan orang. Sebagian bersenjata berat.

Ternyata benar. Ini hotelnya.

Saya pun sadar. Ini kan Pakistan. Yang pengamanan untuk fasilitas vital harus ekstra.

Mobil pun diperiksa dengan teliti. Kap mesinnya dibuka. Apalagi bagasinya. Pun surat-surat diperiksa.

Tapi mana lobby-nya? Saya begitu sulit mengenali mana pintu depannya. Sekeliling bangunan seperti pintu belakang semua. Saya pun ditunjukkan pintu masuknya. Kusam. Tertutup.

Di balik pintu itu pemeriksaan berlapis lagi. Lalu saya diminta memasuki lorong berbelok. Terlihatlah dari jauh lobi hotel itu.Ups.

Beda sekali dengan penampakan luarnya.

Bagian dalam hotel ini saya setuju: mewah sekali.

Tapi saya belum sempat booking. Belum punya internet untuk pesan lewat online. Saya lihat jam. Sudah lebih satu jam dari saat meninggalkan airport. Mestinya Ufone saya sudah berfungsi.

Saya cek HP. Ternyata Ufone saya belum ‘on’. Saya duduk di lobi hotel mewah itu. Menunggu Ufone. Saya ingat kata-kata penjual kartu SIM tadi: maksimum dua jam.

Saya harus sedikit bersabar. Toh bisa sambil lihat-lihat seisi lobby. Ada mobil mewah kuno: Cadillac. Tahunnya 1932. Tamu yang lain juga melihat mobil itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan