CIREBON – Pasukan dari notaris dan advokat Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) menitipkan beberapa pemikiran kepada Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga.
Hal tersebut dikatakan oleh Calon Wakil Presiden RI, Sandiaga Salahuddin Uno dalam konferensi pers usai menghadiri acara dialog dengan praktisi hukum, pengacara, notaris dan dokter Se-Ciayumajakuning, di salah satu Hotel di Jalan Siliwangi, Jumat (1/3).
“Reformasi struktural di bidang hukum, penciptaan lapangan kerja dan sistem pendidikan berbasis karakter, peningkatan literasi kita,” sebut Sandiaga.
Dikatakannya, masukan-masukan ini juga yang akan dibawa ke sesi debat Cawapres pada 17 Maret 2019 mendatang. Dirinya ingin anggota masyarakat dan profesi bisa menyampaikan aspirasinya yang selama ini tidak tersolusikan, khususnya penciptaan lapangan kerja.
“Persiapan debat sendiri, masih terus, masih jauh, 16 hari lagi. Menuju tanggal 17 Maret, saya harus terus melengkapi pengayaan materi. Materinya adalah diantara PR besar negeri ini, yakni kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, sosial, budaya. Ini satu topik yang harus disampaikan,” ungkapnya.
Terkait, sebuah surat berisi penolakan atas rencana kedatangannya dengan surat berkop Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren dengan tanda tangan pimpinannya, KH. Adib Rofiuddin.
Isi surat itu menolak kedatangan Sandi dengan alasan mencegah hal yang tak diinginkan. Pencegahan itu berkaitan dengan dukungan Buntet Pesantren terhadap pasangan capres nomor urut satu, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Sandiaga Uno menampik Pondok Buntet Pesantren sebagai salah satu lokasi dalam agenda kedatangannya ke Cirebon.
Pondok pesantren di Cirebon yang didatanginya hanya Nurul Huda, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.”Saya tidak ada rencana ke Buntet. Setelah ini saya mengunjungi Pesantren Nurul Huda,” ungkapnya seusai bersilaturahmi dengan notaris dan advokat se-Wilayah Cirebon di Hotel Prima, Kota Cirebon.
Dia sendiri mengaku, telah mendengar kabar adanya sikap penolakan dari Buntet Pesantren terhadap dirinya. Namun dia kembali menekankan, Buntet Pesantren tak masuk dalam agenda kunjungannya ke Cirebon. (*)