BANDUNG – Tak setuju dengan pernyataan Grace Natalie terkait larangan poligami, Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Cirebon Yuki Eka Bastian mengundurkan diri dari jabatannya. Tidak hanya itu, Yuki juga mundur sebagai calon legislatif DPRD Kota Cirebon.
”Saya mengundurkan diri sebagai ketua DPD PSI Kota Cirebon dan Caleg DPRD Dapil 3 karena diberlakukannya anti-poligami oleh PSI,” kata Yuki pada wartawan.
Dia menilai, Grace gagal menyampaikan pesan toleransi ke dalam politik praktis. Padahal partai tersebut selama ini mengklaim memperjuangkan toleransi di Indonesia.
”Poligami itu dalam Islam itu ada dan sudah diatur, (Pun dalam Aturan Negara). Terlalu riskan kalau harus merubah undang-undang tersebut, karena mayoritas masyarakat beragama Islam,” jelas Yuki.
Menurutnya, Grace terlalu dini mengambil keputusan itu dan menetapkannya sebagai komitmen Partai yang harus ditaati dan dipatuhi kader serta pengurus. Publik bisa saja menilai, Grace terlihat arogan dalam menakhodai partai politik.
”Saya pikir PSI terlalu prematur untuk mengeluarkan statment tersebut. Perlu dikaji lebih dalam lagi, karena mayoritas kita adalah muslim,” katanya.
Meksi mundur secara tertulis sejak 13 Desember 2018 lalu, Yuki tetap akan membantu pemenangan PSI di Pemilu 2019. ”Walaupun demikian PSI tetap menjadi partai yang baik dan saya akan mendukung selalu teman-teman untuk maju di pencalegan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Barat Iwan Koswara, membenarkan terkait pengunduran Yuki Eka Bastian sebagai Ketua DPD PSI Kota Cirebon.
”Kita sebetulnya awalnya gak tahu kalau Yuki itu memang berpoligami, karena di kontrak kerja caleg itu sudah tercantum di awalnya. Jadi caleg PSI itu memang tidak yang sedang lagi berpoligami,” ujar Iwan seperti dilansir RMOLJabar, kemarin (17/12).
Menurut Iwan, partainya tegas soal pengurus atau anggota yang berpoligami. Jika ditemukan, sanksi yang diberikan adalah dikeluarkan. (rmol/feb/ign)