Ketiga, Berperan aktif melahirkan dan mengembangkan calon pemimpin. Citizen Centered Learning ditandai dengan kesadaran warga untuk mencari, mengembangkan dan mempersiapkan calon-calon pemimpin berkualitas yang menduduki berbagai jabatan publik di daerah dan pusat seperti Bupati/Walikota/Gubernur DPRD/DPR-RI, Presiden.
Keempat, Membangun Keteladanan. Citizen Centered Learning ditandai dengan kesadaran warga negara untuk menjadikan keteladanan hidup sebagai prioritas utama. Sikap jujur, berbuat adil, menjungjung tinggi hukum dan perintah agama, menghargai sesama yang berbeda merupakan edukasi politik dalam hidup praksis. Warga negara konsisten memperjuangkan model keteladanan ini dalam kata dan perbuatan.
Kelima, Solusi/Rekomendasi. Citizen tidak hanya memberikan catatan kritis terhadap pengelolaan program-program pemerintahan, melainkan mereka ikut memberikan solusi dan rekomendasi terbaik.
Citizen Centered Learning dalam konteks pendidikan politik mengindikasikan masyarakat sebagai pusat edukasi politik. Edukasi politik bukan hanya tanggung jawab pengambil kebijakan/pemerintahan, melainkan masyarakat itu sendiri memiliki konsistensi untuk saling menyadarkan satu sama lain, menjunjung tinggi hak dan kewajiban sebagai warga negara, berpartisipasi aktif memecahkan berbagai problema bangsa, aktif melahirkan calon-calon pemimpin yang berkualitas dan membangun keteladanan hidup dalam kata dan perbuatan sehari-hari. Itulah Arah Baru Pendidikan Politik Bangsa! (*)