Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Taufik Budi Santoso menyabutbaik kegiatan yang diselenggarakan IGI Jabar tersebut. Pada kesempatan itu pun dia menyampaikan, rendahnya tingkat budaya membaca dan kemampuan menulis dapat dimungkinkan karena akses terhadap buku dan perpustakaan yang masih tergolong rendah.
”Menurut data dari Perpustakaan Nasional bahwa baru 41 persen dari total penduduk Indonesia yang telah memanfaatkan perpustakaan. Tingkat kunjungan perpustakaan masih kurang dari 2 persen per hari dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara itu, rasio buku yakni 1 buku : 15.000 orang atau setara dengan 30.000 judul per tahun : 255.461.700 orang penduduk Indonesia,” ujarnya pada saat menjadi narasumber utama.
Padahal sebut dia, standar UNESCO menyebutkan bahwa 1 orang : 2 buku per tahun. Keterbatasan penyediaan buku jadi salah satu faktor yang turut menyebabkan minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain di ASEAN maupun di dunia.
Pada kesempatan itu juga Kepala Bidang Pengembangan dan Pembudayaan Gemar Membaca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Oom Nurrohman, memaparkan tentang informasi literasi yang mencakup literasi dasar, literasi perpustakaan, media literasi, literasi teknologi, dan literasi visual yang semuanya akan terkorelasi dengan hub literacy.
”Pengetahuan adalah kekuatan, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin besar pengaruhnya bagi orang tersebut. Pengetahuan adalah kekuasaan dan pengetahuan adalah kebutuhan primer para kaum cendikia, termasuk guru,” tutupnya. (ign)