Humanifesta, Rayakan Perbedaan

BANDUNG – Belakangan ini, Indonesia diramaikan dengan berbagai isu panas terkait keberagaman. Masyarakat pun seolah mudah terprovokasi serta mudah pula dibenturkan dengan permasalahan mengenai perbedaan yang adalah simbol dari kebhinekaan Indonesia.

Sebagai institusi pendidikan ternama di Kota Bandung, Universitas Parahyangan (Unpar) merasa prihatin. Untuk itu, Unpar menggelar kegiatan bertajuk “HUMANIFESTA” sebagai respon bagi permasalahan tersebut, sekaligus peringatan Sumpah Pemuda yang menjunjung persatuan dan kesatuan.

HUMANIFESTA sendiri dimaksudkan untuk menampilkan sikap atau manifesto Unpar terhadap situasi problematis kini yang terjadi, sekaligus fiesta humaniora Unpar guna merayakan indahnya kehidupan dalam keberagaman, dan pentingnya kerja sama yang empatik demi meningkatkan kualitas kemanusiaan.

Rektor Unpar Bandung, Mangadar Situmorang menyebut kegiatan HUMANIFESTA penting untuk menekankan jika perbedaan yang terdapat di Indonesia memiliki semangat sama, yaitu persatuan. Menurutnya, sekalipun Indonesia memiliki keberagaman dan perbedaan, tapi dipersatukan melalui kehendak baik untuk memajukan kemanusiaan.

”Kalau dilihat dalam konteks kebangsaan itu menegaskan kembali bahwa sekalipun kita berbeda dalam berbagai macam latar belakang tetapi kita adalah satu sebagai bangsa yang harus kita jaga dan rawat bersama,” kata Mangadar di Bandung, kemarin.

Dikatakan dia, Unpar merupakan universitas yang diklaim memiliki kesadaran kolektif dan sadar jika perkembangan dan pertumbuhan didasari perbedaan. Namun, dirinya tak menampik jika di luaran terjadi permasalahan perbedaan. Untuk itu, pihaknya merasa terpanggil untuk memberikan dan menunjukkan jika keberagaman bukanlah masalah, melainkan adalah kekuatan.

”Intinya karena di Unpar kita datang dari berbagai latar belakang dan kita datang dari berbagai perbedaan iman dan kepercayaan tapi dipersatukan oleh tujuan yang sama, yaitu membangun kemanusiaan. Pengalaman di Unpar ini ingin juga kita tunjukkan ke publik bahwa Unpar maju dan berkembang karena keberagamannya,” kata dia.

Menanggapi permasalahan keberagaman, dirinya menilai saat ini Indonesia sedang dalam proses menjadi bangsa yang mempersatukan perbedaan. Pasalnya, ikatan-ikatan primordial, yakni kesukuan, kedaerahan, tradisi dan juga agama masih kerap menjadi pembatas.

Maka dari itu, pihaknya ingin mentransformasikan relasi-relasi yang tidak lagi didasarkan ikatan-ikatan primordial. Akan tetapi, didasarkan pada kepentingan dan cita-cita bersama dalam membangun kemanusiaan, masyarakat dan juga membangun negara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan