BANDUNG – Sebanyak 2.335 guru Bahasa Sunda, pelajar dan mahasiswa se-Jawa Barat turut serta dalam lomba menulis sajak berbahasa Sunda di Halaman Depan Gedung Sate, Bandung, Sabtu (20/10). Kegiatan tersebut diselenggarakan Komunitas Sariksa Budaya Pribumi (SABUMI) dalam rangka menyambut Bulan Bahasa yang diperingati setiap 28 Oktober.
Jumlah ini memecahkan rekor MURI sebagai lomba penulisan puisi berbahasa Sunda dengan peserta terbanyak. MURI mencatat 1.629 peserta dari Guru Bahasa Sunda, pelajar dan Mahasiswa se Jabar dengan nomor rekor 8.694.
Rekoris Prof. Dr. H. Yus Rusyana (Pakar Bahasa dan Sastra Sunda), Uu Ruzhanul Ulum (Pembina Komunitas Pelestari Bahasa dan Sastra Sunda) dan Komunitas SABUMI.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menerima langsung penghargaan pemecahan rekor MURI ini.
Wagub Uu mengaku sangat menyambut baik penyelenggaraan acara ini. Menurutnya, acara ini dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap penggunaan bahasa sunda. Dewasa ini, katanya, pemuda-pemuda Jabar tidak banyak yang menguasai bahkan tidak paham bahasa Sunda, karena sudah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.
”Betul, tidak salah Bahasa Indonesia digunakan setiap hari, karena itu bahasa resmi, bahasa persatuan. Tetapi, cik atuh urang sunda mah, ulah ninggalkeun kana basa sorangan (Untuk orang Sunda, jangan sampai meninggalkan Bahasa sendiri, Red.),” kata Uu ditemui usai acara di Gedung Sate, Sabtu (20/10).
”Oleh karena itu, pada acara ini saya sangat mendukung,” lanjutnya.
Uu menambahkan, pihaknya menggagas untuk menyelenggarakan Pasanggiri Budaya Sunda. Rencananya, kegiatan tersebut akan memperlombakan berbagai kesenian dan budaya daerah khas Jabar, termasuk kuliner, fashion dan kesenian lainnya. Uu inginkan kegiatan ini diikuti oleh generasi muda, sebagai bentuk penanaman minat dan pelestarian budaya.
”Di masa yang akan datang kami akan menyelenggarakan kegiatan Pasanggiri Budaya Sunda, antara lain makanan, pakaian, kesenian, kita perlombakan disini,” ujar Uu antusias.
”Saya harap yang ikut lomba ini adalah anak muda, jangan orang tua. Tujuannya agar menumbuhkan rasa cinta dan sayang pada budaya dan seni daerah,” sambungnya. (ign)