TASIK – Sanksi yang diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ke Persib Bandung dinilai tak adil. Untuk itu, para suporter yang tergabung dalam Aliansi Bobotoh Tasikmalaya (Abot) turun ke jalan kemarin (7/10).
Ini seiring disanksinya manajemen, pemain dan suporter Persib Bandung. Pasca meninggalnya salah seorang suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) beberapa waktu lalu.
Sebagai wujud kepedulian dan melawan aksi ketidakadilan, Bobotoh Tasikmalaya menyampaikan aspirasi dan tuntutannya sekitar pukul 09.30 di GOR Sukapura, Dadaha, Kota Tasikmalaya.
Dengan menggunakan atribut Persib Bandung dari mulai jersey, kaos, bendera dan spanduk aspirasi. Aksi turun ke jalan ini, diawali dengan lagu dan yel-yel penyemangat yang biasa disuarakan di stadion. Sehingga membuat suasana di area GOR Sukapura menjadi menggema.
Setelah aksi massa berkumpul, kemudian dilanjutkan longmarch sampai ke Jalan Otto Iskandar Dinata sambil menyuarakan yel-yel. Tepatnya di dekat Alun-Alun Kota Tasikmalaya.
Para perwakilan Bobotoh Tasikmalaya pun langsung berorasi menyampaikan sikap terhadap PSSI.
Penasehat Aliansi Bobotoh Tasikmalaya (Abot), Dede Ruhimat alias Dede Persib menerangkan aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan bobotoh terhadap sanksi yang diberikan PSSI kepada Persib. ”Kenapa hanya Persib yang dihukum, sedangkan kasus-kasus sebelumnya (kematian suporter, Red) tidak sampai seperti sekarang sanksinya. Ini jelas tidak adil,” ujarnya.
Sebab sebelum kejadian di GBLA, kata dia, pernah terjadi pengeroyokan yang melibatkan bobotoh di Jakarta Tahun 2012 hingga meninggal dunia. ”Sanksi ini terkesan ingin menghalangi laju Persib yang tengah memimpin klasemen,” paparnya.
Untuk itu, lewat aksi ini dia berharap banding yang diupayakan oleh official Persib bisa dikabulkan dan direvisi secara adil. Jika tidak dikabulkan atau revisitidak sesuai dengan harapan maka seluruh bobotoh akan melakukan unjuk rasa ke PSSI. ”Aksi perlawanan tidak cukup dengan tagar atau teriak di medsos, tapi harus dengan aksi nyata seperti aksi demonstrasi,” tuturnya.
Selain itu, para bobotoh meminta pemerintah melakukan restrukturisasi terhadap tubuh PSSI. Federasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu harus diisi oleh orang-orang yang punya konsistensi memajukan sepak bola Indonesia.