PPNI Dorong Satu Perawat Satu Desa

NGAMPRAH– DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat mendorong program ‘Satu Perawat Satu Desa’ untuk seluruh desa di Jawa Barat. Sehiingga dapat melayani masyarakat lebih maksimal dalam hal kesehatan. Program ini bertujuan, selain untuk pemerataan perawat hingga ke desa-desa, juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui sosialisasi yang lebih intensif oleh tenaga perawat.

“Program ini diharapkan bisa sinergis dengan program kerja antara provinsi dan kabupaten/kota,” kata Ketua DPW PPNI Jabar Wawan Hernawan di sela pembukaan Musda DPD PPNI KBB di Padalarang baru-baru ini.

Dia mengemukakan, program ini sebenarnya sudah pernah diusulkan kepada Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan (Aher) setahun yang lalu. Respon dari Aher saat itu sangat positif dan mendukung program ini demi terciptanya masyarakat Jawa Barat yang sehat. Namun karena waktunya terpotong Pilkada Serentak 2018, jadi program tersebut belum dapat direalisasikan.

Saat ini, ujar Wawan, di Jabar tercatat sebanyak 68.000 perawat yang sekitar 40% adalah PNS. Jika program ini dilaksanakan, jumlah perawat sebanyak itu sangat mungkin meng-cover sekitar 3.000 desa di Jabar. 
Para perawat tersebut minimal memberikan pemahaman soal kesehatan, jangan sampai puskesmas penuh oleh orang sakit. Misalnya memberikan wawasan kepada masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menurunkan kematian ibu dan anak, dan lain-lain.

PPNI Jabar juga terus mendorong peningkatan kesejahteraan bagi perawat. Pasalnya saat ini perawat di salah satu kabupaten/kota di Jawa Barat masih menerima gaji sebesar Rp 500.000 per bulan. Nominal itu sangat jauh di bawah upah minimum kabupaten/kota (UMK) Jabar 2018. Padahal idealnya gaji perawat minimal sesuai UMK. “Kami mengusulkan perawat lulusan diploma tiga mendapat gaji Rp 3.000.000 per bulan dan strata satu Rp 5.000.000 per bulan. Semoga saja ke depan hal tersebut bisa terealisasi,” kata Wawan.

Sekretaris DPW PPNI Jabar Masri Ers Mardjuki mengungkapkan, perawat yang masuk program ‘Satu Perawat Satu Desa’ itu akan menetap di desa. Dalam menjalankan tugas, mereka akan selalu berkoordinasi dengan Puskesmas. 

Tetapi perawat yang masuk program ini berbeda memiliki tugas pemahaman kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang intinya lebih pada pencegahan terhadap penyakit.  “Peran perawat sangat signifikan untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan,” pungkasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan