Siapa Lebih Unggul?

Sedikit sulit mencari data tentang konsep ekonomi keumatan yang dinyatakan langsung oleh Ma’ruf. Namun, demikian, ada beberapa poin yang pernah ia ucapkan kala memberikan pidato saat pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada Mei 2017 lalu.

Pokok pikirannya yang pertama, pengembangan ekonomi berbasis syariah. Di antaranya dengan memperbanyak pendirian Bank Syariah dan juga sektor ekonomi lainnya. ”Dan juga bisnis dan wisata syariah,” ucapnya.

Kedua, yaitu pendekatan ekonomi bawah ke atas atau Botrom Up. Ma’ruf mengatakan, ke depannya, ekonomi nasional harus ditopang oleh ekonomi umat, bukan hanya ditopang oleh segelintir konglomerat. Menurutnya, Indonesia perlu menciptakan pasar dan sekaligus sebagai pemain ekonomi syariah.

”Selain Indonesia menjadi potensial market karena jumlah penduduknya yang mayoritas muslim, juga karena ekonomi syariah memberikan manfaat ekonomi (economic benefit) bagi para pelakunya,” tutur Ma’ruf.

Adapun mengenai konsep ekonomi Sandi sedikit berbeda. Ia berbicara soal pembangunan ekonomi dengan perluasan lapangan kerja, dan kepastian terjangkaunya bahan pokok dan pangan yang terjangkau.

”Di bidang ekonomi dengan membuka lapangan kerja dan memastikan harga-harga barang pangan pokok terjangkau dilakukan dengan good goverment dan best practice (lebih efektif dari yang lain),” ujarnya saat ditemui di Gedung KPK, Jakarta, pada Selasa (14/8).

Sebelumnya, pada saat bertemu dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, pada Senin (13/8), Sandi juga menyinggung soal ketahanan pangan dalam konsep ekonominya. ”Kita juga akan memastikan kedaulatan dari segi pangan-energi, sehingga biaya hidup dan bahan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat, khususnya sekarang masyarakat yang mengalami beban yang sangat berat diakibatkan harga-harga yang melambung tinggi,” imbuhnya. (rif/fin/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan