Namun demikian, Sosiolog dari Universitas Indonesia, Ricardi S. Adnan berpendapat, bahwa pertimbangan utama pemilihan sosok Cawapres tahun 2019 ini, lebih kepada upaya mendulang suara.
”Menurut saya, pertimbangan utama cawapres bukanlah latar belakang ekonomi tetapi kekuatan sebagai ‘vote getter‘,” katanya saat dihubungi, Jakarta, pada kemarin (10/9).
Tapi, kata Ricardi, faktor enomi juga hadir. Pihak inkumben memasang Ma’ruf Amin karena sebagai profesor di bidang ekonomi muamalat, selain sosok ‘guru’ di Ormas NU. Karena, pihak petahana khawatir dengan isu sentral ‘Islam tertindas oleh rezim’. ”Isu berikutnya yang tidak terbantah adalah kondisi ekonomi kita dalam 1-2 tahun kian memprihatinkan,” katanya.
Sementara terkait dipilihnya Sandi, adalah karena tidak mungkin untuk sama-sama memasang seorang ulama.
”Challenger pada detik-detik akhir melihat gelagat petahana akan memainkan kartu tokoh religius yang ‘sangat kuat’. Sehingga, kalau memajukan tokoh yang sama, sebagaimana ijtima ulama, ada kemungkinan akan bersaing ketat dan bisa jadi kalah ‘wibawa’ dari cawapres dari petahana,” lanjut Ricardi.
Oleh karena itu, sambung Ricardi, dipasanglah Sandi yang memiliki latar belakang ekonomi yang cukup kuat, serta mewakili kaum muda. ”Kartu yang dimainkan adalah untuk menyelesaikan persoalan kedua (ekonomi) serta sekaligus figur yang bisa mewakili anak muda. Maka terpilihlah Sandi,” imbuhnya.
Elektabilitas Calon
Jokowi-Amin, menurut Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari, sosok Jokowi masih unggul dari sisi elektabilitas, dan memiliki kemudahan untuk kampanye baik sebagai capres maupun presiden.
Namun bukan berarti tak memiliki persoalan, justru Jokowi punya persoalan besar di bidang ekonomi, karena kas negara yang mepet, namun masih ingin membangun infrastruktur, belum lagi harga komoditas yang anjlok.
”Sementara Amin meski dianggap senior, justru itu nilai lebihnya. Bisa jadi akan lebih banyak simpati dengan sosok Amin. Pihak yang selama ini sering mengeluarkan hoax akan segan dengan keberadaan Amin,” ujar M Qodari.
Bahkan sebut dia, sosok Amien Rais pun akan segan dengan Ma’ruf Amin. Namun, tantangan terbesar Amin adalah merangkul suara NU, yang kalau dihitung mencakup 35 persen suara nasional.