BANDUNG – Puluhan orang tergabung dalam Relawan Mahasiswa untuk Indonesia (RMI) menggelar aksi di Taman Vanda, Jalan Merdeka Nomor 9, Bandung, kemarin (2/8). Aksi mereka dipicu adanya wacana Deklarasi #2019GantiPresiden di Bandung, Sabtu (11/8) mendatang.
Dalam aksinya tersebut masa yang datang membawa sejumlah spanduk dan tulisan, salah satunya menolak kehadiran pentolan #2019GantiPresiden, Neno Warisman.
Mereka menilai deklarasi itu justru akan menimbulkan gejolak sosial dan politik di tingkat elit maupun rakyat jelata. ”Harusnya masyarakat baik di elit politik maupun kalangan bawah sadar bahwa untuk mengganti 2019 ganti presiden itu bukan di tahun 2018 harusnya 2019, ada waktunya,” kata Koordinator RMI, Kurniawan Hediana.
Atas gerakan tersebut, kata dia, pihaknya merasa prihatin terhadap situasi dan kondisi saat ini di Indonesia. Ditambah, gerakan itu sebelumnya menimbulkan konflik pada saat deklarasi di Batam pada Minggu (29/7) lalu.
”2018 sekarang belum ada calon presidennya. Jadi belum saatnya menyuarakan ganti presiden. Kami menolak gerakan tersebut karena menimbulkan konflik dan syarat kampanye hitam,” tegas dia.
Maka dari itu, imbuhnya, RMI meminta Kapolrestabes Bandung dan Polda Jabar untuk tidak memberikan izin terhadap deklarasi #2019GantiPresiden.
Selain itu, RMI mengajak para elit politik dan seluruh rakyat Indonesia menghentikan caci maki dan politik hate speech menjelang serta dalam pelaksanaan Pilpres 2019. ”Mari, semua partai politik dan elemen bangsa lainnya untuk mewujudkan politik yang santun dan bermoral,” tutupnya.
RMI juga memastikan tidak akan melakukan pemblokadean kedatangan Neno Warisman ke Bandung. RMI, sebut dia, hanya akan terus menyuarakan penolakan deklarasi #2019GantiPresiden.
”Bukan tugas kita. Kita menyuarakan untuk menolak kedatangan mereka (pentolan #2019GantiPresiden),” tambahnya.
Menurutnya, antisipasi yang akan dilakukan agar deklarasi tersebut dibatalkan yakni dengan menyuarakan penolakan melalui media sosial. Juga, dengan diskusi antar mahasiswa dan masyarakat tentang wacana deklarasi itu. ”Setelah kegiatan ini akan di follow up,” jelas dia.
Hal itu dilakukan RMI lantaran konflik gerakan ganti presiden itu di Jabar meruncingnya hanya melalui media sosial. Dia khawatir jika tetap dilaksanakan gelombang penolakan akan seperti di Batam. ”Kalau mereka bersikeras, kita akan menjaga kota bandung dengan sopan untuk tidak terjadi kerusuhan,” pungkas dia.