Siapakah Capres Alternatif di Pilpres 2019 Mendatang

“SBY dikenal sebagai sosok yang cakap saat berbicara di media. Sementara Jokowi membawa media terus memburunya karena aksi-aksinya di lapangan yang berbeda dari banyak politisi lainnya,” terangnya.

Dalam hal memilih tokoh siapa yang menjadi pilihan alternatif, semakin kesini, demokrasi media tak hanya menjual kemasan (pencitraan), sebaliknya masyarakan mulai menuntut substansi.

“Setidaknya itu yang terlihat pada Pilgub DKI Jakarta 2017, dimana debat menjadi titik tolak meroketnya elektabilitas Anies Baswedan, setelah selalu tertinggal dari Ahok dalam beberapa bulan sebelumnya,” ujarnya.

Di pilpres 2019, debat masih akan memberi pengaruh signifikan terhadap elektabilitas kandidat. Dalam kasus Gatot vs Anies, tanpa mengecilkan kemampuan debat Gatot, tampaknya Anies sedikit lebih unggul.

Rekam jejak Anies di dunia aktivis, akademisi hingga politisi dan birokrat sangat dekat dengan tradisi debat.

“Untuk Gatot dengan latar belakang militer justru lebih dekat dengan tradisi komando. Kesimpulannya, sebagai aktivis Anies sedikit diuntungkan dengan sistem pemilihan langsung.,” Paparnya.

Tidak hanya dalam konteks demokrasi media, kinerja Anies selama memimpin Jakarta juga tak bisa dipandang sebelah mata. Ia bahkan sudah menyamai keberanian Ahok dalam menantang pemain-pemain lama di Ibukota

“Kita bisa melihat mulai dari menutup Alexis, menginvestigasi gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, hingga menghentikan proyek ratusan triliun, reklamasi teluk Jakarta.,” paparnya.

Semuanya adalah kasus-kasus raksasa yang tak mudah dilakukan oleh pemimpin kelas medioker.

“PEnilaian terhadap pak Gatot bukan tidak punya prestasi selama di Panglima TNI, namun sejauh ini tidak ada yang benar-benar monumental dan membekas di benak publik,” paparnya.

Saya sebenarnya sangat tertarik dengan strategi pertahanan ala Pak Gatot yang berbasis perang memperebutkan sumber panganenq dan proxy war. Ini merupaka pemikiran beyond military yang luar biasa. Namun konsep besar tersebut sepertinya belum tuntas dijalankan saat Gatot di pucuk pimpinan TNI.

“Akhirnya dengan berbagai variabel di atas, peluang Anies sedikit lebih besar untuk menang di era demokrasi media seperti sekarang ini.,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan