Lini tengah Jerman dihuni demikian banyak pemain berkualitas dan merata. Namun untuk dirigen serangan, Die Mannschaft tetap mempercayakan Mesut Oezil sebagai sosok nomor satu. Namun ketika Oezil bolak-balik cedera apa rencana cadangannya?
PLAYMAKER Arsenal Mesut Oezil menjadi organ terpenting dalam unit ofensif Jerman. Dalam lima pertandingan terakhir Jerman, pemain 29 tahun itu empat kali turun sebagai starter.
Akan tetapi dalam ujicoba internasional lawan Austria Minggu (3/6) lalu Oezil terguling jatuh dan mengalami masalah di lututnya. Dan cedera itu berpotensi membuat Oezil absen di ujicoba internasional lawan Arab Saudi dini hari nanti (9/6) bahkan hingga matchday pertama grup F antara Jerman versus Meksiko 17 Juni mendatang.
“Sebagai tindakan pencegahan maka Oezil tidak menjalani latihan hari ini (kemarin (7/6), red.). Oezil juga tak akan ambil bagian dalam lawan Arab Saudi karena memar di lutut kirinya,” tulis Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) dalam situs resminya.
Nah, absennya Oezil ini tidaklah seberapa merisaukan skuad Jerman lainnya. Karena melimpahnya stok pemain, maka der trainer Joachim Loew pun beberapa skema kalau Oezil menepi.
Pasca menjuarai Piala Konfederasi 2017 lalu ada beberapa formasi yang dijajal Loew. Misalnya 3-4-3 atau 3-5-2. Dengan formasi tersebut maka titik tumpu serangan Jerman ada di posisi flank.
Jerman memiliki Julian Brandt ataupun Leon Goretzka di posisi flank kanan. Untuk di posisi flank kiri Julian Draxler atau Jonas Hector yang bisa diandalkan.
Namun dibandingkan 3-4-3 ataupun 3-5-2, maka Loew lebih mempercayai 4-2-4-1 sebagai senjata utamanya. Untuk double pivot dipercayakan kepada antara Toni Kroos, Sami Khedira, Ilkay Guendogan, dan Sebastian Rudy.
Untuk tiga gelandang penopang penyerang, Loew punya beberapa kombinasi. Misalnya saat lawan Brasil (27/3) dimana Oezil absen maka yang dipasang Leon Goretzka-Julian Draxler-Leroy Sane. Namun karena Sane tidak disertakan dalam tim posisi itu bisa diisi Julian Brandt.