BANDUNG – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I (Kanwil DJP Jabar I) membagikan sebanyak kurang lebih 500 paket takjil kepada para pengendara di ruas jalan Kota Bandung. Kegiatan tersebut juga merupakan upaya Kanwil DJP Jabar I dalam kampanye simpatik bertajuk ”Bayar Pajak Bukti Cinta Tanah Air”.
Kepala Kanwil DJP Jabar I Yoyok Satiotomo mengatakan, kegiatan yang dilakukan bertepatan dengan Ramadan tersebut juga adalah bentuk rasa syukur Kanwil DJP Jabar I. Pihaknya merasa perlu mengisi bulan suci Ramadan dengan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
”Ini adalah wujud rasa syukur sekaligus kepedulian pegawai pajak untuk sesama terutama masyarakat sekitar kantor,” kata Yoyok, Senin (28/5).
Dari pantauan, rangkaian kampanye simpatik tersebut, kegiatan diawali dengan pembagian paket takjil yang dilakukan para pegawai Kanwil DJP Jawa Barat I. Pembagian paket takjil dilakukan di dua titik sekitar Gedung Keuangan Negara, yaitu di simpang lampu merah Jalan Asia Afrika-Tamblong, serta lampu merah Lengkong Kecil dan Lengkong Besar.
”Bulan suci Ramadan ini bulan yang sangat baik untuk berbagi, hari ini kami membagikan 500 paket takjil gratis kepada setiap pengendara yang melintas,” kata dia.
Selain makanan dan minuman yang diberikan kepada para pengendara yang melintas, lanjut Yoyok, dalam paket takjil tersebut berisi leaflet atau selebaran terkait perpajakan. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan semakin taat membayar pajak agar target pajak yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat bisa tercapai.
”Pajak yang kami kumpulkan akan digunakan untuk pembangunan negara yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas,” ujarnya.
Selesai membagikan paket takjil kepada pengendara yang melintas, Kanwil DJP Jabar I melanjutkan kegiatan dengan sharing session. Pengalaman hidup dibagikan seseorang penyandang disabilitas netra bernama Tatang yang mampu mendermakan hidup untuk masyarakat melalui pendidikan.
Sejak 2013, Tatang menjadi guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) ABCD yang dia bangun di daerah Caringin, Kota Bandung. Tatang bersama kakaknya yang juga tunanetra memberikan pendidikan kepada anak-anak penyandang disabilitas lainnya di rumah warisan yang dimilikinya.