HARI Raya Idul Fitri atau Lebaran tinggal dua pekan lagi. Biasanya, kebutuhan menjelang Lebaran akan meningkat beberapa kali lipat dari biasa. Seperti membeli baju baru, makanan hingga membayar THR karyawan.
Agar tidak tekor, ada baiknya umat muslim pandai mengatur keuangan. Hal ini disampaikan Sales, Marketing and Customer Service Manager PT Rahajasa Media Internet (Radnet) Neli May saat ditemui Jabar Ekspres di kantornya, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, belum lama ini.
Neli mengatakan, memang menjelang Lebaran semua pusat perbelanjaan menggelar diskon gede-gedean. Hal ini menjadi pemicu para ibu rumah tangga ingin belanja banyak. Untuk itu, sebelum pergi belanja, harus membuat daftar kebutuhan.
”Ibu-ibu mah gampang tergoda saat melihat diskon gede. Alangkah lebih baiknya jika kita selektif dalam berbelanja. Yang dibutuhkan saat lebaran pasti makanan dulu. Masa saat kumpul-kumpul keluarga tidak ada makanan, atau saat ada tamu kan harus dijamu dengan makanan,” ujar Neli.
Menurut dia, ada kebiasaan masyarakat harus membeli baju baru saat Lebaran. Kalau memang diperlukan ya tidak apa-apa. Namun, jika masih memiliki baju yang bagus alangkah lebih baiknya jika memakai baju yang lama.
Dia menambahkan, salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia jelang Lebaran juga mendapat tunjangan hari raya (THR). Dia berpendapat, manajemen keuangan yang baik adalah menyisihkan dulu uang THR untuk ditabung.
”Kalau daoat THR jangan langsung dibelanjakan semua. Lebih baik sisihkan dulu untuk infak, sedekah, terus ditabung sebagian. Nah, baru kita mulai membeli barang kebutuhan untuk hari raya,” ujarnya.
Sejatinya, bulan puasa adalah momentum untuk menghemat keuangan. Namun, malah banyak orang yang boros saat bulan puasa. Menurut dia, hal ini karena tidak bisa mengatur skala prioritas dalam berbelanja. ”Harusnya kita pilih-pilih bukber dengan siapa. Jangan semua ajakan bukber kita ikutin karena itu pemborosan,” pungkasnya. (a2/fik)