BANDUNG – Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Quran dan Paytren terus konsisten mencetak imam muda penghafal (tahfidz) Alquran. Ramadan tahun ini, PPPA Daarul Quran menyebar 70 santri usia muda yang hafidz Quran untuk menjadi imam salat tarawih di berebara masjid di seluruh nusantara hingga Malaysia, Brunai Darussalam, Taiwan hingga Amerika Serikat.
Marcomm PPPA Daarul Quran Bandung Abdul Aziz mengatakan, para imam muda tersebut merupakan hasil seleksi dari para santri. Ada ratusan santri penghafal Alquran yang mendaftar menjadi imam muda. Namun setelah diseleksi, terpilih 70 santri yang disebar ke seluruh nusantara.
”PPPA Daarul Quran tiap tahunnya meluluskan (wisuda) lebih dari 200 santri hafidz Quran 30 juz. Sedangkan wisuda akbar biasanya diikuti oleh sekitar 3.000 santri pernghafal Quran dengan tingkat hafalan yang berbeda-beda,” ujar Aziz kepada Jabar Eskpres di sela roadshow Ustadz Yusuf Mansur dan Imam Masjidil Haram Syeikh Abdul Aziz di Masjid Al-Mansur, Kawasan Apartemen The Suites, belum lama ini.
Dia menambahkan, para santri di pesantren memiliki karakter dan metode tersendiri dalam menghafal Quran. Misalnya, ada santri yang hanya bisa menghafal satu ayat per hari, satu halaman per hari hingga 30 juz dalam satu bulan.
”Kami mencetak imam muda sebagai pengkaderan agar semakin banyak imam yang berkualitas dari segi bacaannya. Sebab, syarat menjadi imam ialah yang memiliki ilmu tajwid dan bacaan yang bagus,” ujar dia.
Di Jawa Barat sendiri, merupakan wilayah yang paling banyak menghasilkan kader imam muda. Menurut dia, hamper 40 persen imam muda berasal dari Jawa Barat. PPPA Daarul Quran pun memiliki banyak cabang di Jabar. Di antaranya di Cikarang, Bandung dan Tasikmalaya. (fik)