Permainan Tradisional dan Pendidikan Karakter

Ulin atau main merupakan kegiatan yang menjadi fitrah bagi anak-anak. Pada usia kanak-kanak hingga menjelang remaja dan dewasa, anak-anak sangat suka bermain atau ulin. Bahkan, teori mengatakan untuk membelajarkan siswa pada tingkat dasar anak-anak bawalah mereka ke dunianya yaitu dengan cara bermain. Hingga muncul ungkapan belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Hal itu tidak lain agar materi yang di belajarkan mudah untuk diserap dan dicerna oleh anak-anak.

Banyak bentuk dan ragam permainan atau kaulinan anak-anak yang tergolong tradisional namun sarat dengan makna. Saat ini, kita sudah sangat jarang menemukan permainan-permainan yang terkenal klasik dan kuno tersebut. Semakin parah karena maraknya permainan import  dan membawa peradaban baru bagi anak-anak di Indonesia. Sebuah budaya yang membuat ruang kreatifitas hilang di atas kursi dan meja komputer dalam bentuk permainan online. Aktifitas bermain game komputer ataupun gadget hanya menggerakan sebagian anggota tubuh saja seperti tangan dan mata. Dengan demikian, gerak tubuh anak-anak menjadi terbatas, hal ini sungguh tidak baik dalam masa perkembangannya.

Sebagian orang menganggap hal ini adalah efek kemajuan zaman dan jangan dianggap terlalu serius. Padahal jika dibiarkan, maka akan menjadi bom waktu di kemudian hari yang akan merusak generasi muda Indonesia.

Sekolah dengan otoritasnya menjadi sebuah lembaga yang diharapkan menjadi solusi dari maraknya pada siswa yang menghabiskan waktu berlama-lama didepan layar monitor hanya untuk bermain permainan secara online ataupun offline. Pembatasan penggunaan media dan alat komunikasi diharapkan mampu mengurangi aktifitas permainan yang hanya akan menghabiskan waktu saja.

Dengan kecanggihan teknologi terutama komputer, telah menggerus budaya permainan tradisional perlahan tenggelam dan pada akhirnya menghilang. Terkadang timbul tenggelam karena ada sebagian komponen bangsa yang tidak menginginkan generasi rusak akibat dari perubahan kebudayaan, perubahan dari bentuk tradisional ke bentuk modern.

Sekolah adalah salah satu lembaga yang cukup strategis untuk dapat ikut berkontribusi dalam menanggulangi dampak negatif dari penggunaan teknologi khususnya teknologi permainan secara maya. Sekolah sangat wajib untuk dapat membatasi penggunaan media gadget di tangan para peserta didik. Aturan ketat penggunaan gagdet dan internet diharapkan mampu mengendalikan pengaruh negatif permainan secara online.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan