Larangan KPI Mematikan Seniman Berkreasi

BANDUNG – Calon gubernur Jawa Bara nomor 4, Deddy Mizwar menyesalkan langkah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menghilangkan karakter yang diperankan Deddy Mizwar dalam sinteron bulan Ramadhan ‘Cuma di Sini’ dengan alasan kental bermuatan materi kampanye Pilkada.

Deddy menjelaskan, langkah somasi terhadap KPI masih terus berjalan dengan harapan memberikan ruang bermain sinetron. Sebab, Deddy yang saat ini cuti dari tugas Wakil Gubernur Jawa Barat, mengutamakan main sinetron sebagai mata pencaharian keluarga.

“Somasi berjalan terus, jadi orang tidak boleh mencari nafkah oleh KPI. Saya kan cuma bisa main sinetron, kedua, saya sebagai umat Islam tidak boleh syiar, dakwah, ini sangat menyedihkan,” ujar Deddy di Kabupaten Bekasi kemarin (19/5).

Menurutnya, profesionalitas KPI dalam mencermati materi skenario yang ditayangkan patut dipertanyakan. Sebab, dalam sinetron tersebut tidak ada bermuatan kampanye dan hanya adegan kehidupan bersosial dan bermasyarakat di ibu kota Jakarta.

Deddy menilai, bila ingin adil semestinya semua calon kepala daerah diperbolehkan main sinetron, main film yang penting adalah kontennya tidak boleh ada kampanye.

“Contohnya, semua orang boleh main golf, tapi waktu pertandingan golf jangan ada unsur kampanye. Semua orang boleh ke masjid, tapi jangan kampanye di masjid. Kan di Masjid dilarang kampanye, di pesantren dilarang kampanye, tapi bukan berarti kita tidak boleh ke Pesantren, ke Masjid,” katanya.

Deddy menambahkan, dampak langkah KPI tidak hanya merugikan dirinya, melainkan para pemain di sinetron ‘Cuma di Sini’ sebagian berhenti’karena tidak jadi main.

“Jadi ini sangat diskriminatif, cenderung ada tendensi yang merugikan, sebab tidak hanya saya saja yang tidak boleh main. Ada beberapa pemain tidak bisa main dalam film saya, dia off dan penghasilannya pun off. Jadi bukan saya saja korbannya,” terangnya.

Deddy menegaskan, kondisi tersebut sangat disayangkan terjadi di lingkungan KPI dimana sinetron yang disiarkan hanya bermuatan edukasi rohani dan tidak menceritakan Jabar.

“Gambaran Jabar gak ada, kampanye juga gak ada, sinetron ini kan hanya menceritakan masyarakat urban,” kata Deddy.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan