Program tersebut, tentunya tidak hanya diberikan kepada ASN di lingkungan Disdik Jabar, melainkan semua ASN yang ada pada Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), termasuk kepada para pelajar, baik tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Sebab, saat ini semua pihak harus membangun generasi berencana untuk menopang kesuksesan Indonesia emas.
”Generasi berencana ditandai dengan tiga hal -menunjukkan tiga jari-. Ya emang simbolnya gini, masa saya bilang dua aja atau saya tambahin empat. Saya justru berkhianat dong pada pemerintah pusat, saya menyalahi,” urainya.
Dia melanjutkan, program pemerintah lainnya juga ada yang menggunakan simbol dengan angka tiga, yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) yang mencanangkan program tree end atau End Human Trafficking, End Violence dan End In Justice In Enomomic. Menurutnya, alasan tersebut menjadi dasar pihaknya kerap menggunakan simbol-simbol yang berkaitan dengan angka tiga.
”Terus gimana, masa saya harus katakan, mohon maaf ya karena Asyik nomornya tiga, saya tambahin jadi empat. Nah, saya kena juga nanti karena itu nomornya pak Deddy Mizwar,” jelasnya.
Maka dari itu, Netty mengajak semua pihak untuk berpolitik secara dewasa dan elegan. Dia meminta semua pihak memahami secara utuh agar tidak memperkeruh suasana kondusif yang sudah terbangun dengan baik di Jawa Barat. Kecuali, ada bukti verbal berupa rekaman suara maupun video dari para ASN yang menunjukkan sebuah ajakan untuk mendukung pasangan tertentu.
”Yang angkat tangan ada siswa, ada guru tapi sebagiannya juga ada yang angkat tangan dua. Meskipun kita juga gak tahu duanya itu apakah victory atau pasangan dua, kan gak tahu dan itu tergantung persepsi masing-masing,” tandasnya. (mg1/rie)