Al Ihsan Lengkapi dengan Radioterapi Atasi Kanker

BALEENDAH – Sebagai penyakit yang memiliki penyebab kematian tertinggi di dunia, penderita penyakit Kanker terus mengalami kenaikan. Bahkan, diperkirakan pada 2030 terjadi peningkatan mencapai 70 persen.

Spesialis penyakit Kanker dari rumah sakit Al Ihsan dr. Faisal Adam mengatakan, penyakit Kanker kebanyakan terjadi di daerah negara berkembang. Sebab berdasarkan data sejak 2013 menunjukkan prevalensi kanker mencapai 1,4 per 1000 penduduk dengan angka kematian 5,7 persen.

Menurutnya, untuk pengobatan penyakit Kanker sejauh ini masih menggunakan tiga modalitas di antaranya operasi, Kemoterapi dan Radioterapi.

’’ Nah setiap penderita Kanker paling tidak membutuhkan 2 dari 3 modalitas tersebut. Namun, tentunya tergantung juga pada jenis Kanker dan stadium penyakitnya,”jelas Faisal ketika ditemui di rumah sakit Al Ihsan kemarin (3/4)

Dia memparkan, untuk pengobatan dengan menggunakan Radioterapi pada umumnya dapat diberikan pada hampir semua jenis kanker dalam berbagai stadium, baik sebagai terapi definitif (utama) maupun ajuvan (tambahan).

Terapi ini bertujuan sebagai upaya Kuratif maupun Paliatif yang menggunakan radiasi pengion sebagai tatalaksana kasus Neoplasia atau keganasan Kanker.

Dokter muda berkacamata ini menuturkan, Radiasi Pengion merupakan radiasi berenergi tinggi yang mampu merusak sel-sel kanker secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akan menyebabkan kematian sel dengan pencapaian indeks terapeutik yang optimal sampai kematian sel kanker dengan efek samping ke jaringan sehat yang minimal.

Faisal memaparkan, Radioterapi sendiri terbagi dua berdasarkan bentuk penggunaannya, yaitu radiasi Eksterna dan Brakiterapi. Radiasi eksterna adalah bentuk pemberian radiasi yang utama dimana sumber radiasi berada pada jarak tertentu dari penderita. Sebaliknya pada Brakiterapi, sumber radiasi berada sedekat mungkin dari penderita, melalui insersi atau implantasi.

’’Keduanya dapat diberikan kepada penderita berdasarkan jenis dan stadium kankernya,’’ucap Faisal.

Dia mengatakan, Radioterapi merupakan prosedur medis yang membutuhkan akurasi dan presisi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, setiap penderita yang akan menjalani radioterapi harus melalui tahapan meliputi, pemeriksaan klinis oleh dokter, penentuan indikasi dan tujuan terapi, simulasi dan positioning pasien, hingga treatment planning dan verifikasi.

Dia menambahkan, saat ini perkembangan Radioterapi sudah semakin maju sehingga memungkinkan pemberian terapi radiasi dapat lebih akurat melalui penggunaan berbagai teknik di antara 3-Dimensional Conformal Radiation Therapy (3DCRT) dan Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan