Pagpas, Dukung Tb Hingga Akar Rumput

DUKUNGAN Paguyuban Pasundan (Pagpas) hingga ke tingkat Anak Cabang dan Ranting di desa-desa menjadi sejarah kekuatan politik organisasi. Mereka sepakat, untuk memenangkan kader terbaik Tb Hasanuddin pada pertarungan menuju Gubernur Jabar 2018-2023.

Tindakan politik ini, bukanlah sejarah baru. Sejak Paguyuban Pasundan terlahir pada tahun 1913, organisasi ini sudah melahirkan beberapa tokoh nasional diantaranya Rd. Oto Iskandar Dinata bahkan Ir. H. Djuanda di era Kemerdekaan Republik Indonesia,

”Semangat pendahulu senantiasa tertanam dalam sanubari kader yang memiliki jiwa-jiwa petarung. Untuk melanjutkan perjuangan leluhur, diantaranya memerangi kemiskinan, memerangi kebodohan bahkan mempertahankan identitas kultural, Sunda itu etnis yang ikut mendirikan NKRI,” ujar calon Gubernur Jawa Barat, Mayjen (Purn) Dr. Tb Hassanuddin SE., MM, pada Pelantikan Anak Cabang dan Ranting Paguyuban Pasundan di Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Sabtu (24/3) lalu.

Ditambahkan Hasanuddin, Paguyuban Pasundan di usianya yang ke 105 tahun telah berhasil dalam memerangi kebodohan, ratusan sekolah Pasundan berdiri di Jawa Barat dan Banten. Bahkan di Kota Bandung sudah terlahir tiga Perguruan Tinggi Pasundan yang diminati masyarakat Indonesia.

”Komitmennya kini, kepada masyarakat di Jabar. Tak hanya menyediakan institusi pendidikan, tetapi sekolah bebas biaya untuk seluruh siswa/i dan terciptanya kesejahteraan melalui lapangan kerja hingga ke tingkat desa,” ujar Hasanuddin yang merupakan Alumni terbaik lulusan program Doktoral Universitas Pasundan Bandung.

Menurut Tb Hasanuddin, perilaku nyunda, nyantri dan nyakola nyaris hilang dalam keseharian masyarakat, tetapi melalui unit garapan dan sayap dari organisasi Paguyuban Pasundan terus meningkatkan itu khususnya di bidang pendidikan. ”Ironis pendidikan di Jawa Barat hanya sampai di kelas dua SMP, diatas satu tingkat dari Provinsi Papua, itulah yang akan kita perjuangkan,” ujar Tb Hasanuddin.

Ditambahkan Hasanuddin, selain potret permasalahan pendidikan, kerusakan lingkungan juga masih sering terjadi di Jawa Barat. Hal itu, tidak terlepas dari pengelolaan yang melupakan falsafah kesundaan,

”Alam mengenalkan tanaman bambu, menguatkan tanah dari bahaya longsor bahkan mengurangi bencana banjir lumpur yang telah terjadi pekan lalu di cekungan Bandung,” ujar Hasanuddin yang juga Dewan Pangaping, Paguyuban Pasundan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan