PPP, PKB-Hanura Membelot

BANDUNG – Sejumlah kader dan fungsionaris partai PPP, PKB dan Hanura Jawa Barat mengalihkan dukunganya untuk pilgub Jabar Juni mendatang. Mereka membelot dari keputusan partai yang mengusung pasangan Ridwan Kamil- Uu Ruzhanul Ulum dan beralih ke pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Tidak hanya itu, pada Senin malam (19/2), ratusan kader dan beberapa pengurus partai PPP, PKB dan Hanura berkumpul di rumah makan Kampung Sawah di Jalan Raya Gandasari Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Mereka mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Dedi Mizwar- Dedi Mulyadi. Dalam deklarasi tersebut, hadir beberapa petinggi partai PPP, PKB dan Hanura dari Jabar, Kabupaten Bandung dan sejumlah daerah lainnya di Jabar.

Dalam sambutannya, kader partai PPP yang juga ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW PPP Jabar, Komarudin Taher mengatakan, dukungan kepada pasangan ini berawal dari obrolan obrolan santai dengan koleganya di partai Hanura dan PKB. Dari sana muncul keinginan untuk mendukung pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Mereka mengklaim, beralih dukungan karena panggilan hati nurani.

”Banyak orang yang bilang kalau Komeng (Komarudin Taher) itu enggak waras, seorang ketua Bapilu, wong tahu partainya di sono kok malah dibawa kesini dukung Naga Bonar. Tapi kalau kata Roki Gerung, kegilaan itu adalah hak azasi. Saya lebih bangga disebut orang gila yang udah mau sembuh, kan kalau Naga Bonarnya menang berarti saya sembuh, yang kalah malah jadi gila,” papar pria yang akrab disapa Komeng itu berkelakar.

Komeng kembali menegaskan, munculnya dukungan kepada pasangan ini sebenarnya tidak diniatkan sebelumnya. Namun dalam menjatuhkan pilihan ini tetap berdasarkan pemikiran dan pertimbangan yang matang serta berdasarkan hati nurani yang mereka miliki. Meskipun harus bersebarangan dengan keputusan partai, mereka memilih untuk mendukung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi ketimbang mentaati keputusan partainya masing-masing.

Disinggung mengenai tindakannya yang membelot dari keputusan partai, Komeng mengaku telah siap dengan segala konsekuensinya. Termasuk kemungkinan terburuk dia dan koleganya di partai PKB dan Hanura dipecat. Karena meskipun berat, dia dan yang lainnya tak ingin mengingkari hati nuraninya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan