BEI Bidik Pedagang Pasar Tradisional

BURSA Efek Indonasia (BEI) mulai membidik para pedagang untuk berinvestasi saham. Bersama Reliance Sekuritas, BEI membuka Galeri Investasi di pasar tradisional Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, kemarin (12/2).

Galeri Investasi ini diresmikan langsung oleh Direktur Utama BEl Tito Sulistio, Direktur Utama Reliance Sekuritas Anita, Direktur Utama PD Pasar Resik Asep Safari Kusneri dan Dekan FE Universitas Siliwangi Beben Bahren.

Tito mengatakan, Galeri Investasi ini merupakan yang pertama di pasar tradisional. Tujuannya, untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkait Pasar Modal Indonesia. Dia menginginkan para pedagang tradisional mulai belajar menabung saham.

Menurut dia, pedagang pasar sangat potensial untuk digarap. Sebab, perputaran uang di pasar sangat tinggi. Galeri lnvestasi di pasar tradisional sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai cara alternatif menyimpan uang. Terlebih, pasar tradisional memiliki peranan penting dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat.

”Pasar tradisional juga dikenal sebagai tempat dan pusat pemasaran produk lokal. Selain itu, di pasar tradisional masyarakat dapat berbaur dengan bebas, tidak membedakan tingkal ekonomi, status sosial maupun agama,” ujarnya.

Direktur Utama PD Pasar Resik Asep Safari Kusneri mengatakan, Pasar Cikurubuk Tasikmalaya merupakan pasar tradisional terbesar di daerah Priangan Timur. Bahkan, dapat dikatakan sebagai pasar tradisional yang terbesar di Jawa Barat.

”Pasar ini memiliki luas 43.120 meter persegi dengan jumlah los sebanyak 10 blok,” ujarnya.

Pasar Cikurubuk memiliki 2.772 kios yang menjual beraneka ragam barang dagangan mulai dari makanan kecil, sayur mayur, buah-buahan segar, aksesoris sampai pakaian.

”Pasar Cikurubuk menampung 2.400 pedagang. Pengunjung pasar ini adalah warga Kota Tasikmalaya dan penduduk kabupaten/kota lain seperti penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Kota Banjar,” ujarnya.

Di pasar ini terdapat pedagang grosir yang menjual barang-barang partai besar untuk dijual eceran di pasar-pasar lainnya. Pasar ini berdiri sekitar tahun 1996 dan telah menjadi salah satu andalan untuk penunjang pendapatan asli daerah Kota Tasikmalaya.

”Perputaran uang di Pasar Cikurubuk sangat tinggi yakni berkisar Rp 6-10 miliar per hari,” ujarnya. (a2/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan