MADRID – Tahun berganti, peruntungan pun bergeser. Jika di penghujung 2017 Real Madrid serta entrenador Zinedine Zidane dipuji sedemikian tinggi karena torehan luar biasa yakni meraih Lima trofi, maka awal 2018 ini semuanya berjalan seret.
Hasil imbang 2-2 lawan Celta Vigo di jornada pembuka tahun ini (8/1) membuat posisi Zidane terus disorot. Hasil imbang itu memperberat upaya Real mempertahankan gelar juaranya. Sampai kemarin (9/1) Real tercecer di posisi keempat serta tertinggal 16 angka dari Barcelona yang ada di puncak klasemen (32-48).
Salah satu jalan ‘menenangkan’ gejolak di tubuh Real adalah kemenangan di pertemuan kedua 16 besar Copa del Rey versus Numancia dini hari nanti (11/1) di Stadion Santiago Bernabeu. Tentunya tidak cuma menang yang diinginkan Madridista, melainkan ‘pesta’ gol di kandang sendiri.
Zidane sepertinya sudah siap menerima kondisi rumit seperti yang dialami saat ini. Dalam wawancara dengan majalah Football France, pria 45 tahun itu mengatakan kalau tak akan selamanya di Real.
”Saya tak akan terkejut ketika semuanya tidak berjalan dengan baik dan saya tahu bagaimana melakukan reaksi atas situasi seperti ini. Hari ini saya berada dalam zona berbahaya, namun saya tak akan berubah,” kata Zidane.
Ya, Zidane memang mendapat cecaran luar biasa soal rotasi pemain yang musim ini tek berjalan mulus. Juga lesunya Real di bursa transfer musim panas lalu. Pada bursa musim dingin ini, Real sepertinya juga bakal ‘adem ayem’. Tak seperti rival utamanya, Barcelona, yang sudah belanja dua pemain berbanderol lebih dari EUR 100 juta, yakni Ousmane Dembele serta Philippe Coutinho.
Tak heran dengan segala situasi sulit yang dihadapi Zidane saat ini Marca mencoba meramal kalau kiprah Zidane di Valdebebas tak akan lama lagi. Malah harian Spanyol itu mengkomparasi Zidane dengan musim Mourinho setelah mempersembahkan trofi La Liga. Zidane kebetulan pelatih pasca Mourinho yang bisa memberikan kemenangan di La Liga musim 2016-2017 lalu.
Nah, pasca memberikan mahkota La Liga musim 2011-2012, musim berikutnya 2012-2013, Mourinho gagal mempertahankannya. Di akhir musim, Real finis runner-up dengan margin poin 15 di belakang Barca (85-100).