75 Persen Irigasi Butuh Perbaikan

NGAMPRAH – Untuk mencapai Swasembada pangan Pemkab Bandung Barat harus didukung oleh keberadaan irigasi yang memadai. Namun, kondisi ini sepertinya belum bisa dilakukan. Sebab, kondisi irigasi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) secara teknis sebanyak 75 persen dalam kondisi rusak dan butuh perbaikan.

Kepala Bidang Pengairan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang KBB Tanwar Syarifudin mengatakan, saat ini, sekitar 75 persen irigasi teknis di KBB perlu tahun depan akan ada perbaikan. Namun, untuk prioritas akan dilakukan di wilayah utara Bandung Barat di antaranya Daerah Irigasi Cipinang dan Cilangkap di Kecamatan Cipeundeuy dan Cikalongwetan.

Menurutnya, perbaikan dilakukan mulai dari menutup saluran-saluran yang bocor, membuka pintu-pintu air, membuat tembok penahan tanah, hingga normalisasi sumber air.

Dirinya menyebutkan, ada sekitar 10 irigasi teknis paling besar di wilayah selatan, seperti Kecamatan Gununghalu yang memanfaatkan Sungai Cidadap. Bahkan, untuk perbaikan sudah dilakukan dengan sumber dana Bantuan Gubernur Jabar.

Perbaikan irigasi dilakukan untuk menjaga swasembada pangan. Terlebih, sebagian besar masyarakat KBB bermata pencaharian sebagai petani.

Tanwar mengatakan, untuk perbaikan irigasi memang membutuhkan biaya besar. Namun, kondisi ini menjadi kendala. Sebab, pihaknya mengalami keterbatasan anggaran.

“Jadi kita terapkan dulu yang menjadi prioritas daerah mana yang betul betul membutuhkan dan irigasinya tidak berfungsi,”ucap Tanwar.

Kasi Operasional dan Pemeliharaan Teknis pada Dinas PUPR Ngadiman menyebutkan, untuk perbaikan satu daerah irigasi idealnya membutuhkan Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar. Namun karena anggaran terbatas, perbaikan dilakukan secara bertahap.

Secara keseluruhan, tahun ini ada 62 titik irigasi teknis dan nonteknis yang diperbaiki dengan rincian 9 titik melalui lelang dan sisanya penunjukan langsung.

“Total anggaran untuk perbaikan puluhan irigasi itu mencapai Rp 13,5 miliar dari APBN dan APBD kabupaten,”Ngadiman.

Ngadiman mengungkapkan, perbaikan ini ada juga bersumber Dana Alokasi Khusus dari pusat sebesar Rp 5,6 miliar untuk perbaikan Irigasi Pasirangin dan Pasirkuntul di Cipatat. Bahkan, pembangunannya sudah selesai diperbaiki dan sudah normal lagi.

Ngadiman menambahkan, kerusakan sejumlah irigasi disebabkan berbagai faktor, seperti bencana alam, pendangkalan sungai, hingga usia sarana irigasi yang sudah tua. Sehingga, perlu diperbaiki untuk tetap menjaga pasokan air bagi areal pertanian masyarakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan