bisa meredam jangan justru ikut berpolitik sama-sama goreng isu ini,” tambahnya.
Ditempat berbeda, Peneliti Senior Pusat Studi Politik dan Keamanan atau PSPK UNPAD, Idil Akbar menambahkan isu agama atau sektarian memang dinilai masih seksi untuk digunakan di Pilkada Jabar. Selain itu, tidak bisa dipungkiri jika agama ini menjadi magnet
terkuat untuk pemilih Jawa Barat yang dinilai agamis.
Sehingga, kata dia, masing-masing partai politik mulai masif menggunakan simbol-simbol agama ataupun menggandeng berbagai ulama, kiyai ataupun habib sebagai simbol bahwa mereka sangat Islami yang pada akhirnya bertujuan untuk menarik para pemilih.
”Contohnya, dapat kita lihat bagaimana Prabowo Subianto mengajak berbagai ulama, kiyai ataupun habib saat penunjukkan Mayjen Pur. Sudrajat sebagai bakal calon Gubernur Jabar dari Partai Gerindra,” ungkapnya.
Sama hal nya dengan PAN yang mengklaim, pengusungan Deddy Mizwar didesak para ulama, kiyai dan unsur Islam lainnya. Begitu juga dengan Ridwan Kamil, jika diperhatikan dengan seksama RK saat ini mulai mengubah gayanya, yang awalnya menggunakan ikat kepala dan baju khas Sunda-nya. Kini diubah dengan peci dan koko.
”Artinya, dalam konteks ini dapat disimpulkan bahwa perilaku mereka itu bertujuan hanya menggaet para pemilih Jabar, atau dengan kata lain menggunakan simbol-simbol agama Islam sebagai magnetnya,” katanya.
Selain itu lanjutnya, mengingat banyak aksi yang terjadi di DKI Jakarta dari 212 dan sebagainya lebih banyak dilakukan oleh masyarakat Jabar. Sehingga, dapat disimpulkan agama menjadi isu seksi dan magnet kuat mengajak para pemilih di Jabar.
”Dan ini cakupannya sangat besar serta berpengaruh besar bagi keyakinan para pemilih untuk menentukan pilihannya nanti,” tegasnya.
Namun demikian tambah Idil, dirinya tidak melihat isu sektarian atau agama ini akan tersegmentasi seperti perang antar mazhab yaitu NU, Muhammadiyah, Persis atau lainnya. Pihaknya juga melihat ke bagaimana kontentestan mendekatkan diri dengan basis-basis Islam
terbanyak di Jabar, dan diprediksikan para kontestan akan saling berebut simpati basis-basis Islam.
”Hingga akhirnya basis-basik Islam ini akan menjatuhkan pilihannya kepada kontestan yang mampu mendekati para basis Islam ini,” tutupnya. (mg2/ign)