jabarekspres.com, BANDUNG – Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Doni Monardo menilai pencemaran Sungai Citarum hingga mendapat predikat sungai terkotor di dunia lantaran ada campur tangan ataupun sabotase pihak asing.
Dirinya menduga, limbah industri yang mengalir di Sungai Citarum sengaja dibuang perusahaan-perusahaan tersebut, sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) tercemar yang mengakibatkan biota di dalamnya tidak bisa hidup.
“Mungkin saja ini ada sabotase pihak asing dalam mencemari sungai agar konsumsi ikan kita mati,” kata Doni di Bandung kemarin.
Menurutnya, perlu ada tindakan tegas bagi perusahaan-perusahaan yang masih membuang limbah industri ke sungai. Terlebih, Ia juga meminta jika ada temuan perusahaan yang sengaja membuang limbah ke sungai harus di ekspose.
“Peringatan-peringatan kepada perusahaan yang masih membuang limbah sembarangan harus di ekspose, dan kalau masih ada yang membandel maka tindakan hukum harus ditegakkan,” kata dia.
Dikatakan dia, untuk mengembalikan kondisi Sungai Citarum yang bersih seperti semula dan bermanfaat bagi masyarakat diperlukan pegiat lingkungan yang peduli menjaga ekosistem sungai.
Selain itu, pihaknya juga akan berusaha mengajak jajaran Kodam III Siliwangi agar semangat dan lebih banyak berbuat untuk lingkungan. Sebab, hal tersebut Ia nilai lebih mulia daripada perberang.
“Kita butuh pegiat lingkungan yang setia menjaga ekosistem lingkungan tanpa harus dibayar. Kalau ada komunitas-komunitas yang peduli lingkungan kita harus apresiasi,” kata dia.
Meski begitu, untuk mengembalikan kondisi Sungai Citarum agar bisa dimanfaatkan masyarakat tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, melainkan harus ada sinergitas antar semua kalangan.
Menurutnya, jika kondisi Sungai Citarum tetap dibiarkan tercemar limbah industri. Hal tersebut akan berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah sekitar aliran sungai.
“Bagaimana kita membangun sistem supaya terintegrasi agar tidak jalan sendiri-sendiri. Kalau ini dibiarkan, kesehatan masyarakat akan terganggu, dan air bersih berkurang,” kata dia.(mg1/yan)