Masih Banyak Perempuan Mencari Nafkah

jabarekspres.com, CIMAHI – Di Kota Cimahi ternyata masih banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Berdasarkan data sedikitnya ada 160 lebih perempuan yang berpredikat menjadi kepala rumah tangga.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahtraan Rakyat Kota Cimahi, Maria Fitriana mengatakan, perempuan yang merangkap jadi tulang punggung keluarga memiliki tanggung jawab yang cukup berat.

“Sebagai tulang punggung keluarga harus bisa menghidupi keluarganya,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri Rapat Koordinasi Pemberdayaan Perempuan Tingkat Kota Cimahi kemarin (22/11).

Maria mendorong para perempuan bisa meningkatkan taraf hidup ekonominya. Pasalnya, kata dia, perempuan-perempuan di Kota Cimahi memiliki kemampuan dan potensi luar biasa.

Dari sisi ekonominya, banyak hak yang bisa ditampilkan, banyak potensi yang bisa dimunculkan. Sehingga, harapnya, mereka bisa kratif dan mandiri dengan membentuk kelompok usaha mandiri

Selain itu, sulitnya peluang kerja bagi pria menyebabkan keberadaan perempuan masih menjadi magnet dalam penerimaan lapangan pekerjaan. Sehingga, lebih banyak memilih bekerja untuk menghidupi keluarganya ketimbang mengurus keluarga.

Seperti yang dialami Udji lusiyanti, 35, warga Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, dirinya sudah hampir tiga tahun menjadi tulang punggung keluarga.

Hal tersebut lantaran suaminya kini tidak bekerja lagi, pasca dirumahkan oleh perusahaan tahun 2014. Sehingga, penghasilan dari suaminya yang tak menentu memaksa Udji bekerja sendiri sebagai buruh pabrik.

“Suami sekarang dagang pake gerobak dorong, tapi gak nentu hasilnya,” katanya.

Kendati demikian, Udji mengaku, ia tetap menikmati perannya saat ini dan tidak dijadikan beban. Udji mengatakan, hingga saat ini penghasilannya sebagai buruh pabrik masih cukup untuk membiayai hidup kedua anaknya.

“Cukuplah insyaAlloh. Suaminya juga masih ada (penghasilan) meski gak tentu. Rezeki mah dari mana aja,” sebutnya.

Berperan sebagai tulang punggung pun harus dijalani Yanti Widia (33), warga Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah. Sejak memutuskan berpisah dengan suaminya tiga tahun lalu, ia harus bekerja keras memenuhi kebutuhan hidup ia dan anak semata wayangnya.

“Walaupun dalam syariatnya posisi kepala keluarga itu laki-laki sebagai penanggung jawab keluarga, tapi kalau kita dalam posisi terdesak, saya yakin wanita juga bisa menggantikan posisi tersebut,” katanya.

Tinggalkan Balasan