jabarekspres.com, BANDUNG -Bakal calon Wali Kota Badung Nurul Arifin mengatakan inovasi dari anak-anak Bandung tak kalah dengan daerah lainnya. Bahkan dia memuji jika barudak Bandung memiliki banyak hal baru inovatif dan kreatif.
Dia mengaku terkejut dengan kreatifitas anak muda di Bandung, hal ini menurutnya harus dipertahankan dan ditangani secara khusus agar kreatifitas bisa tetap terjaga. ”Saya berfikir memperbanyak tempat-tempat berkreativitas. Jadi, misal dipusatkan di kota tapi bisa di beberpa titik lain supaya bisa terus merangsang daya kreativitas mereka dan kompetitif juga,” kata Nurul Arifin saat berkunjung ke Kikfast Minggu malam di Jalan Supratman.
Meski demikian dirinya juga mendapatkan informasi dari asosiasi para pengusaha yang menyebutkan sector pariwisata tengah mengalami penurunan yang berimbas pada kuliner dan distro. ”Mungkin ada kejenuhan juga, atau secara makro ekonomi sedang turun jadi para pembeli juga turun. Kalau distronya sendiri antara dua, antara kelesuan ekonomi itu sendiri atau kejenuhan,” ungkapnya.
Kalau kejenuhan lanjut Nurul, berarti harus ada inovasi lain. Nah ini yang dituntut dari anak anak muda, kelompok kreatif Bandung karena Bandung ini dari sisi kreativitas nomor satu dibanding kota-kota lain di Indonesia, dan Bandung telah menjadi trend setter fesyen dan sebagainya. ”Jadi bukan faktor ada penurunan, tapi kita harus melihat ada yang membuat distro ini bisa turun juga banyak hal,” kata nurul.
Tapi tambah Nurul, ada perubahan perilaku pembeli yang tadinya ke toko sekarang banyak yg belanja online. Dan industri kurang cepat mengatasi perubahan tersebut.
Kunjungannya ke acara anak muda itu, tidak semata untuk melihat perkembangan kreativitas anak muda namun juga mencari simpatisan dari anak muda di kota Bandung. “Makanya malam ini sangat penting bagi saya. Karena voters dari milenial ini cukup banyak ada 40 persen, kalau dilihat dari jumlah angka. Ini juga supaya saya lebih cair dengan anak-anak milenial, juga melihat segi kreativitas mereka,” jelas Nurul.
Yang dia harapkan nanti, dari anak-anak muda ini tidak hanya aktif di medsos, tapi bisa di TPS juga. Sebab terang Nurul, sekarang anak muda susah masuk ke TPS, karena di medsos juga banyak menyuarakan. “Ketika misalnya apa yang dia inginkan tidak tersalurkan karena dia tidak memberikan hak suaranya itu kerugian bagi kami. Mereka itu punya sarana untuk mengepreksikan semua kreasinya,” tutup Nurul. (pan/ign)