jabarekspres.com, NGAMPRAH – Ditemukannya ribuan ikan yang mati mendadak di Waduk Saguling disebabkan faktor cuaca dan kondisi air yang terus menyusut.
Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat Undang Husni Thamrin yang mengatakan bahwa ikan yang mati tersebut tidak mengandung racun.
Menurutnya, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini mengakibatkan kondisi ikan banyak yang mati. Sehingga, ikan yang ada di dalam kerambah menjadi kekerungan oksigen karena debit air terus berkurang.
” Karena air menyusut berkumpul dan mengakibatkan kekurangan oksigen, jadi bukan airnya tercemar atau beracun tapi karena cuaca saja,” jelas Undang
Dirinya menyebutkan, ikan mati di Waduk Saguling mencapai 17 ton ikan. Untuk itu, pihaknnya mengimbau kepada pembudidaya ikan dan juga warga untuk mengurangi tebaran ikan. Sebab, saat ini kondisi air di Saguling belum normal.
Selain itu, berdasarkan prediksi Badan Metrologi Klimatologi Geofisika (BMKG) hujan akan kembali turun pada ktober-November ini. Sehingga, dapat dipastikan kondisi air akan kembali normal.
Undang memaparkan, kondisi waduk Saguling saat ini, sebetulnya sudah over kapasitas untuk kolam jaring apung (KJA). Sebab, idealnya KJA hanya bisa dibuat 2.800 titik. Tetapi, kenyataannya ada 7.200 titik KJA.
“Ini juga belum termasuk yang tidak terdata,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, produksi ikan setiap tahunnya dari Waduk Saguling dan Cirata mencapai angka 46 ribu ton/tahun dengan jenis ikan mas dan nila.
“Ikan ini didistribusikan ke berbagai daerah di Jawa Barat hingga ke Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah daerah selalu memantau dan memperhatikan produksi ikan hingga kesehatan ikannya,” pungkasnya. (drx/yan)