jabarekspres.cpm, BANDUNG – Ancaman ledakkan bom di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ditanggapi serius Polda Jabar. Termasuk akan melakukan pengamanan ketat di laga klasik Persib Bandung kontra Persija Jakarta pada lanjutan kompetisi Liga 1 Gojek Traveloka, Sabtu (22/7) mendatang.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus menegaskan, akan menurunkan unit penjinak bom (Unit Jibom) dalam pertandingan tersebut. Ini sebagai antisipasi setelah Stadion GBLA digadang-gadang menjadi salah satu target teror bom yang akan dilakukan oleh sel-sel baru jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Acuannya, pasca ditangkapnya kelompok terduga teroris Buahbatu Agus Wiguna Cs.
”Polda Jabar akan menurunkan tim Jibom. Sebab, sebelumnya ada ancaman teror oleh terduga teroris,” kata Yusri di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, kemarin (19/7).
Beberapa langkah dalam pengamanan itu, kata dia, salah satunya dengan memperketat pintu-pintu masuk stadion. Teknisnya, kata dia, memasang pendeteksi logam untuk memeriksa penonton yang masuk ke dalam stadion.
”Kita siapkan metal detector sebagai bentuk antisipasi. Termasuk melarang membawa kaleng-kaleng dan botol masuk ke stadion,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, komplotan terduga teroris bom panci yang sudah ditangkap polisi, berencana meledakkan bon di beberapa tempat di Bandung, termasuk Stadion GBLA.
”Rencana amaliyah AW yaitu di stadion GBLA dan kafe-kafe yang ada di jalan Braga, Kota Bandung,” urai Yusri.
Yusri menambahkan, AW mengaku kepada YC telah memiliki bom berkekuatan tinggi untuk diledakan di beberapa lokasi yang menjadi target termasuk Stadion GBLA.
”AW mengatakan sudah memiliki bahan bom yang sudah siap seberat 3 sampai 5 kilogram yang disimpan di rumah kontrakan Agus di Buahbatu,” urainya lagi.
Hingga Saat ini, total terduga teroris terkait ledakan bom panci Buahbatu yang diduga masuk dalam sel baru jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung menjadi 5 orang yakni AW, K, AA, AR dan YC.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, para pelaku saling mengenal melalui jejaring pertemanan Facebook.
Selain itu, ada juga yang tergabung dalam sel kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung dan kelompok pengajian. Polisi akan mendalami jaringan pertemanan mereka untuk menangkap para pelaku lainnya.