Konsumsi Ikan di Jabar Rendah

jabarekspres.com, BANDUNG – Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail menyebutkan konsumsi ikan di wilayahnya saaat ini masih rendah. Karenanya pihaknya terus memberikan sosialisasi Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan).

”Tentu saja ini memerlukan produksi yang banyak kemudian kita juga mengadakan olahan-olahan ikan. Sehingga ikan tidak dikonsumsi secara fresh tapi dengan olahan-olahan juga,” paparnya di pelataran parkir Dinas Perikanan dan Kelautan, Rabu (5/7).

Dikatakan dia, Gemarikan bertujuan untuk meningkatkan konsumsi ikan karena sampai saat ini di Jawa Barat untuk konsumsi ikan terbilang cukup kurang, masih berada di angka 27,7 persen, atau sekitar 40 kilogram kapita pertahunnya. Dia pun menargetkan pada tahun 2019 dapat meningkat hingga 54 kilogram kapita pertahunnya.

Meski demikian, sebut dia saat ini untuk penangkapan ikan di Jawa Barat menurun lantaran adanya larangan dari kementerian untuk tidak menggunaka alat yang di larang. ”Karena ada larangan dari menteri kelautan menggunakan alat tangkap seperti candarang, arang dan lainnya,” lanjutnya.

Selama iyu dia juga mengakui selama ini pihaknya kerap mendapat bantuan dari kementerian kelautan untuk alat bantu tangkap. Namun, belum sepenuhnya para nelayan di Jawa Barat terbagi. Karenanya untuk sementara, sebut dia, hingga Desember mendatang masih ada nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan yang dilarang, hal itu karena belum meratanya alat tangkap dari kementerian.

“Alat angkut yang dilarang itu masih boleh di pakai sampai Januari 2018, dan akan diganti dengan alat tangkap yang ramah lingkungan,” terangnya.

Pihaknya pun akan terus mengedukasi masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan. Salahsatunya dengan memberikan terobosan-terobosan baru dengan pasca panen. Dikatakan dia, olahan makanan dari ikan laut bisa dijadikan otak-otak, nageut dan lainnya.

“Kegiatan ini untuk membina para pengelola ikan. Sehingga yang di pasaran itu layak dikonsumsi, bebas dari formalin dan bahan berbahanya lainnya. Kemudian.juga pengelolaan bisa menjadi nageut dan lainnya,” imbuhnya. (pan/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan