Menanamkan Toleransi Lewat Teater

jabarekspres.com – Pementasan teater Sam Po Kong tinggal menghitung hari. Cerita yang diambil dari novel Sam Po Kong; Perjalanan Pertama karya Remy Sylado itu akan dipentaskan pada 10 Juni. Teater memvisualkan kisah tokoh Laksamana Cheng Ho yang memimpin armada laut terbesar dari Tiongkok. Pertunjukan akan dimainkan oleh 16 pemain teater dari Dapur Teater Remy Sylado plus puluhan penari gabungan dari berbagai sekolah.

Sebagaimana novelnya, dikisahkan Laksamana Cheng Ho memasuki Majapahit pada 1405. Cerita bermula pada momen perjumpaan Cheng Ho dan raja Majapahit yang memerintah kala itu, Wikramawardhana. Dari situ terjadilah pertukaran budaya hingga masuknya pesan religi lewat ajaran Islam.

Nilai keberagaman dan kebangsaan tersemat pada dialog dan syair lagu yang akan membawa penonton masuk dalam atmosfer awal abad ke-15. ”Teater ini bukan hanya untuk mengenalkan sifat toleransi, namun untuk menanamkannya,” ujar Remy Sylado.

Sebagai seorang sastrawan, sutradara, penyanyi, dan wartawan, tentunya Remy tak sembarangan dalam menyusun cerita. Di balik penggarapan novel Sam Po Kong, pria 71 tahun itu sudah melanglang buana untuk mencari referensi tentang cerita Cheng Ho. Termasuk mengumpulkan berbagai jurnal penelitian dan buku-buku sejarah.

Melewati masa kecil hingga remaja di sebuah desa dekat Masjid Sam Po Kong Semarang, Remy menjadi saksi perubahan dan perkembangan masjid yang kini menjadi salah satu objek wisata religi populer itu.

Sejak kelas V SD, dia tidak hanya mengamati secara fisik bangunan, tapi juga membaca sejumlah cerita tentang masjid tersebut. ”Saya menemukan banyak versi berbeda tentang sejarah Masjid Sam Po Kong. Mana yang benar hayo?” katanya.

Semakin banyak versi yang didapat, rasa ingin tahu untuk mengulik kisah tokoh Cheng Ho nan ternama itu makin menggelora. Penulis yang juga menguasai berbagai bahasa, termasuk Mandarin, tersebut mengunjungi tanah kelahiran dan makan Cheng Ho di Tiongkok. Setelah itu, dia melakukan perjalanan ke Belgia untuk mengunjungi museum. Di sana Remy menemukan data yang lebih lengkap tentang bentuk asli kapal milik Cheng Ho.

Hingga suatu saat dia ditantang oleh temannya, Anton Wiyanto dan Wihadi Wiyanto asal Bojonegoro, untuk membuat naskah film Sam Po Kong. Tidak ada alasan bagi Remy menolak tantangan tersebut.

Tinggalkan Balasan