jabarekspres.com, BOJONGLOA – Nasib malang harus dialami Yusuf, 14, warga Warga blok Pareman, RT01/RW04, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Remaja pria ini harus dikurung dalam ruangan sempit berukuran 2×2 oleh kedua orang tuanya Aat Nurjaman, 35 dan Ratnasari, 38, karena mengalami gangguan mental.
Yusuf dikurung sejak tujuh tahun silam ketika dirinya berusia tujuh tahun. Bukan tanpa alasan, sejak usia 3 tahun dirinya divonis mengalami gangguan mental. Berbagai upaya telah dilakukan kedua orang tuanya. Mulai berobat ke puskesmas hingga ke Rumah Sakit Jiwa
”Saya sebenarnya tidak tega. Tapi mau bagaimana lagi, jika dibiarkan di luaran dia selalu menggigit, mencakar dan menjambak rambut teman-temannya,” ujar Ratnasari.
Dirinya tidak tahu persis mengapa Yusuf sering mengamuk. Ibu rumah tangga ini menceritakan awal mula Yusuf mengalami gangguan jiwa. Tepatnya sewaktu Yusuf berusia 2,5 tahun, tiba-tiba ia kejang-kejang hingga diboyong ke Rumah Sakit Kebon Jati Bandung.
Ratna menuturkan, meski mengalami gangguan kejiwaan, Yusuf masih bisa berkomunikasi ketika meminta makan dan minum. Termasuk saat ingin buang air. Selain itu, terkadang Yusuf bisa merespons orang lain saat diajak bicara.
Bukan hanya merespons, Yusuf kerap memintanya untuk memutarkan musik dangdut. Sebab, Yusuf akan terlihat tenang dan bergoyang mengikuti alunan musik. Sesekali ia ikut bernyanyi.
”Kadang-kadang anak saya suka respons kalau diajak berbicara. Kesukaannya denger musik dangdut. Tapi kalau lagi kumat suka nendang pintu (besi) sambil teriak-teriak. Kadang-kadang makanan yang saya sediakan dilempar. Ada orang yang deketin suka dirawel (ditarik),” ujar Ratna menambahkan.
Sementara itu, Camat Bojongloa Kidul Aniya Rachmawati yang menjenguk yusuf bersama Kapolsek Bojongloa Kidul dan Lurah Mekarwangi mengatakan, kedatangannya sebagai bentuk perhatian pemerintah. Selain itu, ia berniat memberikan bantuan pengobatan untuk Yusuf. ”Kami ingin memberikan bantuan pengobatan untuk Yusuf,” kata Aniya.
Aniya mengaku sudah mengetahui kabar Yusuf yang dikurung di dalam sebuah kamar berukuran 2 x 2 meter lantan kerap mengamuk. Selain itu, sesekali pihak Kelurahan Mekarwangi mengunjungi Yusuf.
Lebih lanjut Aniya menuturkan, selama ini memang belum maksimal memberikan pertolongan kepada keluarga Yusuf. ”Kami tidak begitu maksimal karena tahu Yusuf sedang berobat jalan. Rutin berobat sebulan sekali di Klinik Graha Atma,” ucap dia.