Dinobatkan Jadi Indung Tani

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Istri Bupati Bandung Barat Elin Suharliah Abubakar dinobatkan sebagai Indung Tani Bandung Barat. Secara simbolis deklarasi tersebut sudah dilaksanakan, belum lama ini.

”Deklarasi itu dari aspirasi para petani. Sebab, kontribusinya bisa terasakan oleh para petani,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bandung Barat Ida Nurhamida di Ngamprah, kemarin (5/1).

Diakui olehnya, selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bandung Barat, Elin Suharliah banyak berberhubungan dengan kelompok tani. Terutama para wanita tani, karena banyak hasil tani yang dijadikan kerajinan.

Indung Tani merupakan kepercayaan dari masyarakat. Khususnya para petani terhadap kinerja dan peran dari Elin Suharliah Abubakar. Apalagi, kata Ida, sosok Elin mewakili para petani wanita yang menjadi contoh dan mendorong pertanian semakin berkembang.

”Indung Tani benar-benar pemberian dari masyakarat. Bukan kami yang menobatkan,” terangnya.

Program yang berkaitan dengan Indung Tani, sebut dia, salah satunya terus mendorong perkembangan pertanian di Bandung Barat. Selain itu, memberikan pelatihan bagi para petani serta bantuan kepada para petani.

”Pelatihan kepada petani akan terus diberikan. Seperti pengembangan teknologi yang diterapkan bagi para petani,” ujarnya.

Pada Mei 2017 mendatang, Bandung Barat akan memperingati Hari Krida Pertanian. Agenda tersebut dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Pada acara besar itu, Indung Tani akan berkumpul bersama petani di Bandung Barat untuk bertukar pikiran serta berbagi informasi untuk kemajuan pertanian.

”Para petani harus diapresiasi agar mereka bisa memproduksi pertanian yang jauh lebih baik,” terangnya.

Ida menyatakan, pemerintah darah menargetkan bisa tercapai sewasembada beras berkelanjutan sejak 2009 hingga 2016. Saat ini, kata Ida, produktivitas beras di Kabupaten Bandung Barat mampu mencapai 6,3 ton perhektare.

Sementara, luas lahan pertanian secara total mencapai 130.577 hektare. Di mana 51 persen merupakan kawasan budidaya pertanian dan sisanya bukan lahan pertanian.

”Artinya lahan pertanian masih cukup luas. Lahan budidaya pertanian itu merupakan lahan tanaman pangan, seperti beras, buah-buahan dan sayuran,” pungkasnya. (drx/nit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan