bandungekspres.co.id, JAKARTA – Berakhir sudah gonjang-ganjing masa depan ujian nasional (unas). Rapat terbatas di Kantor Presiden kemarin memutuskan unas tetap dilanjutkan Setelah mengajukan proposal moratorium, Mendikbud Muhadjir Effendy kini harus mempersiapkan diri menyelenggarakan unas.
Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) menjadi acuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memutuskan kelanjutan Unas 2017. Dia mengatakan, hasil laporan survei PISA menunjukkan posisi Indonesia meningkat. Pada 2012 Indonesia berada di peringkat ke-71 dari 72 negara yang disurvei. Sementara itu, pada 2015 peringkat Indonesia naik menjadi 64. ”Baik sains, membaca, matematika, kelihatan sekali melompat tinggi,” kata Jokowi kemarin.
Kenaikan tujuh tingkat dalam tiga tahun itu, menurut Jokowi, merupakan peningkatan yang cukup tajam. Bila hal tersebut berlanjut, pada 2030 diperkirakan pendidikan Indonesia mampu setara dengan negara-negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). ”Ini juga perlu dipertimbangkan Mendikbud, sebagai salah satu pegangan,” tambahnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan, unas tetap digelar dengan sejumlah perbaikan. Di antaranya, perbaikan kualitas guru.
Seperti tahun lalu, unas menggunakan tiga mata pelajaran utama. Yakni, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika. Plus mata pelajaran sesuai jurusan. Usul Mendikbud Muhadjir tentang penyelenggaraan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) pun diakomodasi. USBN diadakan dengan menggunakan kisi-kisi nasional di luar mapel yang diujikan dalam unas. ”Sehingga nanti ada penyempurnaan terhadap hal itu (USBN),” kata Pramono.
Pramono kembali menegaskan pentingnya unas untuk pemerataan kualitas sekolah satu dengan sekolah lainnya. ”Kalau kemudian ini tidak dijalankan, bisa menimbulkan kesenjangan baru antara sekolah yang bagus dan tidak bagus,” lanjut politikus PDIP itu. Terutama antara sekolah di Jawa dan luar Jawa.
Apakah itu berarti unas juga akan tetap menjadi penentu kelulusan? Pramono tidak memberikan jawaban pasti. ”Yang sekarang ini berlaku tetap diberlakukan,” tambahnya.
Sementara itu, Muhadjir Effendy menolak berkomentar atas keputusan yang diambil dalam ratas tersebut. Dengan tetap diselenggarakannya unas, pihaknya tinggal melanjutkan karena programnya sudah ada.
Disinggung mengenai perbaikan kualitas guru, pihaknya menyebutkan sejumlah langkah. Misalnya, mengadakan workshop. ”Termasuk melibatkan guru untuk membikin soal dengan muatan standar nasional,” ujarnya.