Awas Ancaman Banjir Bandang di Selatan Jawa

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Potensi bencana alam cukup tinggi akhir tahun ini. Khususnya di kawasan rawan longsor di selatan Jawa. Ancaman tersebut makin meningkat seiring curah hujan yang diprediksi kian tinggi hingga sepekan ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi peningkatan hujan lebat hingga 1 Desember. Sebaran potensi hujan lebat itu hampir merata di seluruh Indonesia. Di antaranya, Sumatera bagian utara, Banten, Jabodetabek bagian selatan, Jawa Barat bagian barat dan selatan, Jogjakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan bagian utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian utara.

Kabaghumas BMKG Hary Tirto Djatmiko menuturkan, puncak musim hujan 2016-2017 di Indonesia akan terjadi pada periode Desember-Januari-Februari. Sampai Desember 2016, sebagian besar wilayah Indonesia (96,7 persen) memasuki musim hujan. Sedangkan sisanya memasuki puncak musim hujan mulai Januari hingga Mei 2017. ”Hujan dengan intensitas sedang dan durasi lama harus diwaspadai,” ujar Hary kemarin.

Dia menuturkan, hujan dengan intensitas waktu yang lama itu dapat memicu terjadinya ancaman bencana banjir dan longsor. Itu juga bisa memicu bencana hidrometeorologis lain seperti angin puting beliung, banjir, dan gelombang tinggi.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mengeluarkan peringatan dini potensi pergerakan tanah atau tanah longsor. Bahkan, peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah itu telah didistribusikan ke gubernur, bupati, wali kota, hingga ke badan penanggulangan bencana daerah (BPBD).

Isinya, antara lain, potensi tanah longsor kategori menengah dan tinggi hingga potensi banjir bandang. Di Jawa Timur potensi tanah longsor itu, antara lain, terjadi di Ngantang (Malang); Nglegok, Garum, Gandusari, dan Pogok (Blitar); serta Kandangan, Kepung, Puncu, dan Ngancar (Kediri).

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial menuturkan, secara morfologi, Jawa bagian selatan merupakan perbukitan atau lereng. Karena itu, di Jawa bagian selatan -mulai Jawa Timur, Tengah, hingga Barat- potensi gerakan tanah akibat curah hujan tinggi.

”Daerah-daerah perbukitan atau lereng-lereng seperti Jawa Barat dan Jawa Timur bagian selatan sangat rawan longsor karena pergerakan tanah yang dipicu curah hujan di atas normal,” ungkap dia. (jun/wan/bil/c10/ang/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan