Italia vs Spanyol: Menjaga Turin

Meskipun, Busquets tetap jadi andalan lini tengah Lopetegui. ”Saya paham benar siapa itu Julen  (Lopetegui). Apa yang sudah ditunjukkannya dengan Spanyol saat ini mampu menjawab siapa dia yang sebenarnya. Ini benar-benar Spanyol yang berbeda dibandingkan sebelumnya,” puji pelatih yang pernah menangani Torino itu.

Bersama Lopetegui, tim juara Piala Dunia 2010 tersebut tidak terkalahkan pada dua laga awal di era kepelatihannya. Bukan hanya itu – terlepas dari lemahnya kekuatan Liechtenstein, Spanyol di dalam dua laga pertama ini sudah melesakkan 10 gol. Ini menjadikan Spanyol sebagai tim dengan start terbaik pasca Euro 2016.

”Secara pendekatannya mereka sudah berubah (dibandingkan era Vicente del Bosque). Itu dapat mereka realisasikan di lapangan. Kami benar-benar menghadapi klub terbaik di grup ini,” lanjut pelatih yang dikontrak untuk meloloskan Italia ke Rusia itu. Ventura dan Lopetegui sama-sama pelatih anyar di dalam kualifikasi Piala Dunia ini.

Busquets secara terpisah tidak ingin menjadi keledai lagi. Dalam pandangannya, Italia di tangan Ventura tidak akan jauh berbeda dengan Conte. Terutama dari formasi permainan dan gaya bermainnya. ”Yang perlu kami lakukan nanti adalah berusaha untuk menjaga bola, dan memainkan gaya sepak bola kami,” koar gelandang Barcelona tersebut.

Secara terbuka dia kemudian membandingkan pelatihnya Lopetegui dengan Del Bosque. Tetapi, menurut Busquets, lebih bagus permainan Spanyol di tangan Lopetegui. ”Julen (Lopetegui) membuat di tim ini mampu bekerja lebih taktis, dan benar-benar fokus kepada aspek tersebut (taktikal),” ungkap Busquets.

Gelandang berusia 28 tahun tersebut meyakini, hanya dengan membalaskan dendamnya kepada Italia-lah yang menjadi kunci untuk melaju mantap ke Rusia dua tahun lagi. ”Yang kami butuhkan pada saat ini mental pemenang. Kami ingin mendapatkannya dari Turin,” tegasnya. Setelah lawatan ke Turin, Spanyol langsung melawat ke Albania (10/10). (ren/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan